Kesalahan, selain memberikan tantangan dan rasa yang tidak enak,
bisa juga memberikan peluang bagi diri kita untuk bertumbuh dan
berkembang. Selama kita bisa mengolahnya.
Kesalahan akan menguatkan karakter kita dan meningkatkan kemampuan
jika kita mau belajar dan memandangnya dengan pola pikir yang terbuka
untuk pembelajaran.
Bahkan kesalahan yang fatal pun bisa menjadi kunci kesuksesan di masa
depan. Beberapa penemu dan innovator mendapatkan keberhasilan dari
kesalahan-kesalahan yang dibuat. Para programmer komputer dapat
menyempurnakan aplikasi buatannya dengan mencari-cari kesalahan dan
memperbaikinya.
Jadi, kesalahan bisa menjadi kesempatan yang berguna. Tapi
masalahnya, kecenderungan manusiawi kita ketika melakukan kesalahan
adalah dengan merenunginya berlarut-larut dan menyalahkan diri sendiri
atau orang lain, menyalahkan lingkungan, sistem, prosedur, dan
sebagainya.
Akhirnya, orang yang terus berkubang dengan kesalahannya akan tidak
produktif. Kinerjanya menjadi lambat atau menunda-nunda untuk bertindak.
Kebanyakan penyesalan atau sikap yang terlalu perfeksionis jika
melakukan kesalah, akan membawa kita pada emosi yang negative seperti
amarah, rasa kesal, frustasi, stress, hingga depresi dan berputus asa.
Solusi Transformasi Persepsi
Maka dari itu, cara pandang atau persepsi kita terhadap sebuah
kesalahan harus ditransformasikan. Dari anggapan bahwa kesalahan bisa
membawa masalah sampai kepada kesalahan adalah sebuah kewajaran dalam
kehidupan. Bahwa kesalahan itu biasa, dan memang kita harus berupaya
menghindarinya.
Tapi jika kesalahan itu sudah terjadi, kita harus menganggapnya bahwa
itu memang sudah harus terjadi. Dan kita selanjutnya diharuskan untuk
mengolah kesalahan tersebut menjadi sesuatu yang positif dan berharga
bagi masa depan kita.
Kesalahan yang lebih besar dan fatal bisa saja dihindari dengan
menyadari kesalahan-kesalahan kecil dan dengan cepat merevisinya. Banyak
melakukan kesalahan bukan berarti dari awal sampai akhir akan begitu.
Bahkan kita bisa menghindari kesalahan yang benar-benar parah jika tetap
optimis tidak pesimis.
Pandangan pesimistis bagi mereka yang merasa sering melakukan
kesalahan mesti bertransformasi menjadi kesadaran bahwa segala
sesuatunya bisa diubah dan pasti berubah. Kritik diri yang tidak
membangun, penilaian diri yang rendah, menjatuhkan diri sampai merasa
malu dan rasa bersalah yang berlebihan sungguh merupakan persepsi yang
merugikan.
Pada awalnya kita memang harus mengakui kesalahan dan bertanggung
jawab untuk melakukan langkah-langkah yang konstruktif. Namun, kita tak
perlu menghakimi diri sendiri atau menyalahkan yang lainnya. Pengakuan
ini secara psikologis akan menguatkan karakter dan juga integritas kita.
Orang lain akan lebih menghormati kita yang mau mengakui kesalahannya.
Persepsi bahwa kesalahan adalah bagian dari pembelajaran dan sebagai
penunjuk jalan agar kita tidak keterusan berada di jalur yang salah,
adalah solusi yang optimal bagi kita untuk memandang kesalahan sebagai
sesuatu yang sangat berharga.
Meskipun begitu, kita juga tidak boleh menjustifikasi kesalahan kita
begitu saja. Kesalahan ada bukan untuk diabaikan atau
dirasionalisasikan. Kesalahan adalah petunjuk dan pelajaran yang harus
diterima dan ditindaklanjuti.
Memang melakukan kesalahan itu rasanya tidak enak, tapi kedewasaan
bermakna bahwa kita tidak boleh terus-menerus merasa bersalah dan
mengasihani diri sendiri tanpa berperilaku yang membantu.
Mengeluh, menyalahkan diri atau orang lain, menuduh atau membuat
alasan hanya akan membuang-buang waktu saja. Kesalahan yang ada harus
diobservasi dan ditransformasikan untuk memperbaiki diri di masa yang
akan datang. Demi keberhasilan di masa depan.
Dari Kesalahan Menuju Keberhasilan
Semua jalan menuju kesuksesan pasti diisi dengan banyak tantangan dan
juga kegagalan. Kesalahan kita buat dengan keputusan yang salah,
perhitungan yang kurang akurat, atau keadaan yang tidak pas. Ketidak
sesuaian kenyataan dengan harapan adalah hal yang alami dalam kehidupan.
Tidak ada orang yang sempurna tapi hidup bisa menjadi lebih
menyenangkan dan menarik dengan beragam tantangannya. Semua orang pasti
melakukan kesalahan, dan jika bisa menarik pelajaran dari
kesalahan-kesalahan maka kita akan semakin berkembang. Menjadi lebih
bijaksana.
Kompetensi kita bisa bertumbuh berkat pengalaman praktek bukan
sekedar teori termasuk ketika menghadapi masalah dan berusaha
memperbaiki kesalahan yang dilakukan. Kesalahan bukan berarti
kemunduran, malah merupakan anak tangga menuju peningkatan wawasan
berpikir.
Pastikan saja bahwa anggapan kita bahwa kesalahan kita bukanlah diri
kita. Pribadi kita terlepas dari kesalahan walaupun kita tetap
bertanggung jawab. Kesalahan adalah perbuatan kita tapi bukan yang
mendefinisikan diri kita. Dengan perspektif seperti ini, paradigma
berpikir kita akan mengalami suatu kemajuan yang pesat.
Bahwa dengan melakukan kesalahan, berarti keberhasilan sudah semakin dekat…
Kesalahan yang dipandang bukan sebagai sesuatu yang negatif akan
membawa kita kepada kesempatan-kesempatan yang tak terduga, pembelajaran
yang tertanam dengan kuat, melatih kesabaran dan kegigihan kita. Jika
saja kita secara proaktif mau mengevaluasi dan belajar dari kesalahan
tersebut.
Cara belajar dari kesalahan kita, pertama-tama adalah dengan
memandangnya sebagai sebuah peluang untuk pemahaman, penghargaan atau
rasa syukur, dan penerimaan untuk selanjutnya dievaluasi. Tak perlu
dibesar-besarkan melebihi proporsinya, dan kesalahan sebaiknya
dipelajari secara lebih mendalam agar mendapatkan pelajaran yang
berharga.
Mengatasi Kesalahan dengan Optimisme dan Tindakan
Pemikiran kita sebaiknya diarahkan berorientasi pada solusi, bukan
sekedar berfokus pada kesalahan yang telah diperbuat. Kita juga harus
menyiapkan diri agar tidak melakukan kesalahan yang sama di masa depan.
Segala sumber daya dan keahlian tambahan perlu dipertimbangkan untuk
meminimalisir atau memitigasi resiko akan potensi kesalahan apapun di
masa yang akan datang.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan seseorang setelah memahami
kesalahannya secara menyeluruh, adalah untuk tidak lengah dan terus
bertanya-tanya dengan beberapa pertanyaan yang berguna dan berhati-hati
dalam melangkah dengan bekal pengetahuan yang diraih berkat mempelajari
bukan saja kesalahan diri sendiri namun juga kesalahan orang lain.
Merefleksikan kesalahan dengan cara pandang yang positif akan membawa
optimisme sehingga kita bisa bertindak dengan keyakinan. Peningkatan
kepercayaan diri setelah melakukan kesalahan perlu dijaga dengan rasa
optimis yang terukur. Beragam skenario perlu kita pertimbangkan dalam
meraih tujuan kita di masa mendatang.
Optimisme yang tidak membabi buta berarti menyiapkan rencana tindakan
dengan berbagai kemungkinan dan menyiapkan diri dengan kehandalan.
Pikiran kita harus tetap terbuka dengan rasa optimis dan berani
mengambil resiko karena di dalam resiko terdapat potensi keuntungan.
Jangan malah takut mengambil resiko karena takut salah lagi.
Kesuksesan bisa didapat dengan cepat jika kita optimis dan berani
gagal. Kesalahan demi kesalahan akan didapatkan sebagai pelajaran yang
berharga dan kesempatan untuk bertumbuh. Fleksibilitas dan kreativitas
bisa menjadi tameng dan senjata kita dalam berjalan dan bersiap-siap
melakukan kesalahan.
Berpikir maju ke depan bukan berarti kita sengaja mau melakukan
kesalahan, melainkan menjaga diri kita dari kesalahan yang benar-benar
merugikan, menghindari mengulangi kesalahan yang sama, dan mengelola
resiko menjadi kesempatan untuk berkembang. Membawa kemajuan bagi diri
dan kehidupan..
chaling2016