Hal ini merupakan hal yang dikatakan cukup susah dilakukan bagi anak
sekolah. Pengalaman saya sendiri, untuk menghemat uang jajan sangatlah
susah. Apalagi kalau di sekolah, banyak godaan. Namun hal ini juga harus
dilakukan bagi anda yang mempunyai rencana ingin membeli sesuatu, atau
pun belajar jadi lebih hemat, salah satunya dengan cara menabung.
Kalau saya ada dipilihan pertama, yaitu ada rencana ingin membeli
sesuatu. Beberapa minggu yang lalu saya ingin beli modem, akan tetapi
saya belum punya uang. Akhirnya saya berusaha untuk menghemat uang jajan
saya dan menyisihkan sebagiannya untuk ditabung. Kalau bisa nabung
sendiri, jadi tidak usah minta kepada orang tua. Meskipun banyak godaan,
akhirnya saya bisa membeli modem yang saya inginkan.
Apa teman juga memiliki rencana untuk membeli suatu barang ?
Nah, saya punya beberapa tips bagaimana saya bisa menghemat uang jajan dan menyisihkannya untuk ditabung.
Berikut tips-tips nya :
Sebelum anda berangkat ke sekolah, usahakan anda sarapan terlebih
dahulu. Jadi di sekolah tidak terlalu lapar dan pasti nya tidak ingat
pada makanan/jajan. Karena tujuan ke sekolah itu untuk belajar.
Ketika waktu istirahat di sekolah, pastikan untuk tidak pergi ke
kantin. Saya sarankan untuk baca-baca buku atau pergi ke perpustakaan
atau pun tidur sejenak di kelas. Bagaimana kalau pulang sekolah nya sore
?? Ya, pasti jajan, tapi beli lah makanan yang memang diperlukan.
Misalnya roti.
Bawa bekal makanan dan minuman dari rumah. Jadi di sekolah tidak usah jajan.
Berhenti membeli barang yang tidak diperlukan.
Membeli celengan (tempat menyimpan uang) yang unik, biar semangat dalam mengisi nya dan isi setiap hari secara konsisten.
Jangan mudah tergiur dengan apa yang dibeli orang. Anda harus
konsisten bahwa anda juga memiliki tujuan. Misalnya anda menabung untuk
membeli tas baru.
Semoga tips-tips tersebut bisa bermanfaat bagi anda dan jangan lupa untuk dipraktekan ya :)
Selamat Pagi Guraru. Insya Allah kita selalu sehat wal afiat.
Sebenarnya, sejauh manakah pemanfaatan ponsel dalam pembelajaran? Apakah
hanya untuk mencari suatu informasi? Tentu saja tidak. Ponsel dapat
digunakan untuk merekam informasi tersebut, sehingga informasi penting
dapat dibaca secara offline. Apakah hanya sebatas itukah manfaat
ponsel? Ternyata tidak. Ponsel yang sudah banyak beredar di pasaran,
bersifat multi fungsi. Sungguh luar biasa; orang mengatakan ponsel
cerdas.
Ponsel terkini sudah hampir seperti komputer/laptop dan harganya pun
tak terlalu mahal. Buktinya bangsa kita, dari anak-anak SD hingga
nenek/kakek juga banyak yang memilikinya dan mampu mengoperasikannya.
Namun, mengapa banyak guru yang masih belum memanfaatkan ponsel untuk
memperlancar pembelajaran? Ya memang banyak terjadi kasus-kasus yang
cenderung tidak mendidik, bahkan mengarah ke hal-hal yang tak semestinya
dilakukan oleh para pelajar.
Ponsel sesungguhnya amat bermanfaat untuk melayani bangsa agar mampu
mempersiapkan diri menghadapi dunia perkuliahan dan dunia kerja di abad
ke 21 ini. Sekarang era cyber; oleh sebab itu pemanfaatan ponsel
merupakan salah satu alternatif yang penting untuk dipertimbangkan.
Sudah waktunya masyarakat meningkatkan pendidikan putra-putrinya untuk
memberikan pengertian dan pengawasan penggunaan ponsel. Kesadaran diri
masing-masing individu akan menentukan arah pendidikannya dan
keluarganya.
Jika kita cermat, kritis, dan kreatif, Insya Allah ponsel dapat kita
dimanfaatkan sebagai media untuk mengefektifkan pembelajaran. Sejauh
mana manfaat ponsel sebagai media pembelajaran? Siswa memiliki beragam
ponsel. Katakanlah mungkin ada yang jadul (jaman dulu), ada yang lebih
canggih, bahkan ada yang amat canggih dengan fitur-fitur modern.
Sekarang ponsel cerdas atau ponsel dengan banyak fitur, telah banyak
dimiliki oleh siswa. Di setiap kelas, hampir sebagian besar ponselnya
tergolong smart (cerdas). Ponsel sederhana pun sekarang dapat di install
dengan fitur-fitur yang diinginkan. Kita juga dapat mengarahkan siswa
untuk memilih fitur-fitur yang diperlukan dalam pembelajaran. Manfaat
ponsel sebagai media pembelajaran diantaranya dapat digunakan sebagai:
Alat berhitung (sebagai kalkulator).
Penterjemah bahasa.
Bimbingan siswa (sms, chat dll untuk informasi penting, tanya jawab, konsultasi, dll)
Pengambil gambar, foto, juga perekam video dalam jangka waktu tertentu.
Permainan kosa kata dll.
Terima/kirim email.
Pencarian online tentang materi pembelajaran/e-book, bahkan dapat pula untuk e-learning (pembelajaran online).
Posting tugas guru berupa gambar, foto, maupun teks.
Dari uraian di atas sudah jelaslah bahwa amat sayang jika kita tak
segera memanfaatkan ponsel dalam pembelajaran. Mari kita tingkatkan
terus layanan siswa dengan menggunakan apapun yang dimiliki siswa,
dialami siswa, digunakan dan disenangi oleh siswa sehari-hari. Insya
Allah ketika kita menggalakkan pemanfaatan ponsel untuk pembelajaran,
mereka menyambut dengan gembira. Hingga para siswa menyatakan sendiri “HP-ku teman hidupku.”
Marilah kita manfaatkan dahulu fitur-fitur ponsel secara optimal.
Ketika siap, kita segera meminta siswa untuk memakai ponsel dalam
pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah dan di mana saja. Setelah
mereka terbiasa, Insya Allah kemandirian dan kedisiplinan akan terus
terbina. Apakah ada diantara sahabat yang masih bimbang dan ragu?
Mengapa? Apakah kita tak ingin menyesuaikan diri dengan pendidikan abad
ke 21 ini? Benarkah hal itu terpikir oleh kita? Tidak mungkinlah.
Berikut saya sematkan video tentang pemanfaatan HP sebagai media
pembelajaran yang berjudul “Sosialisasi HPku teman belajarku di MGMP
Bahasa Indonesia.” Sekian dahulu sepenggal opini dari saya, Insya Allah
bermanfaat.
Selamat sore guraruers, Bagaimana kabarnya ? Semoga
teman-teman guraruers semua dalam keadaan sehat walafiat semuanya.
Sesuai dengan tema tulisan untuk bulan Mei ini yaitu “Aplikasi dan
Pemanfaatan Mobile Learning Untuk Pendidikan”, dalam tulisan berikut ini
saya coba share pengalaman saya dalam memanfaatkannya dalam proses PBM
Kimia SMA untuk materi Kimia Unsur, yaitu Kegunaan dan Bahaya
Unsur-Unsur Kimia.
Kimia unsur merupakan salah satu materi hapalan dalam Kimia yang
diajarkan di kelas XII, materi ini menyangkut beberapa sub pokok bahasan
didalamnya, salah satunya adalah Kegunaan dan Bahaya Unsur-Unsur Kimia.
Dari pengalaman saya mengajarkan kimia unsur, guru harus selalu
mencari metode-metode mengajar yang menyenangkan bagi siswa untuk
mempermudah memahami pelajaran kimia unsur ini. Kadangkala siswa agak
merasa berat dan mengeluh dengan banyaknya materi kimia unsur yang harus
dibaca/dihapal. Salah satu metode yang pernah saya terapkan adalah
dengan penggunaan metode TPS (Think, Pair, Share) yang divariasikan
dengan pemanfaatan ponsel sebagai tambahan referensi dalam proses
diskusi mereka.
Metode TPS (Think, Pair, Share) ini tergolong sederhana, namun sangat
bermanfaat. Metode TPS merupakan salah satu dari berbagai macam metode
yang ada dalam “Cooperative Learning”.
Adapun langkah-langkah yang saya lakukan dalam PBM Kimia Unsur tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama-tama siswa diminta untuk duduk berpasangan. Dalam kelas terdapat 30 orang siswa, berarti ada 15 pasangan dalam kelas.
Ada 3 pasangan yang membahas tentang Kegunaan dan Bahaya Unsur/Senyawa Golongan Alkali.
Ada 3 pasangan yang membahas tentang Kegunaan dan Bahaya Unsur/Senyawa Golongan Alkali Tanah.
Ada 2 pasangan yang membahas tentang Kegunaan dan Bahaya Unsur/Senyawa Golongan Boron-Aluminium (IIIA)
Ada 3 pasangan yang membahas tentang Kegunaan dan Bahaya Unsur/Senyawa Beberapa Unsur Nonlogam.
Ada 2 pasangan yang membahas tentang Kegunaan dan Bahaya Unsur/Senyawa Golongan Halogen.
Ada 2 pasangan yang membahas tentang Kegunaan dan Bahaya Unsur/Senyawa Golongan Gas Mulia.
Kemudian, guru mengajukan pertanyaan kepada siswa: Bagaimana
pemanfaatan dan bahaya unsur-unsur dalam kehidupan sehari-hari
(lingkungan dan kesehatan) kita?
THINK
Setiap siswa diminta untuk berpikir sendiri-sendiri terlebih dahulu
tentang jawaban atas pertanyaan itu. Siswa dapat mengakses internet
dengan menggunakan ponsel mereka sebagai tambahan referensi yang ada. PAIR
Kemudian setiap siswa mendiskusikan hasil pemikirannya dengan
pasangan di sebelahnya untuk memperoleh satu/beberapa kesimpulan jawaban
yang dapat mewakili jawaban mereka berdua. Mereka bisa mencari
referensi tambahan dari hasil diskusi dengan memanfaatkan internet yang
diakses dari ponsel mereka masing-masing. SHARE
Setelah itu, guru meminta perwakilan dari beberapa pasangan untuk menshare, menjelaskan, atau menjabarkan hasil pemikiran mereka berdua untuk dishare
kepada teman-teman sekelasnya. Misalnya, dari kelompok Golongan Alkali
diwakilkan oleh satu pasang, Kelompok Alkali Tanah satu pasang, dst.
Dalam proses share ini, ada beberapa siswa yang bertanya
untuk beberapa permasalahan kepada pasangan yang menyajikan hasil
diskusinya. Guru memberikan tambahan penjelasan jika dianggap
penjelasannya masih kurang dapat dipahami oleh penanya.
Demikianlah pengalaman saya memanfaatkan ponsel sebagai bahan
referensi tambahan dalam pembelajaran KIMIA UNSUR. Perkembangan
teknologi yang semakin pesat sekarang ini semakin menuntut guru untuk
menyesuaikan model pembelajaran yang digunakan untuk siswa. Semuanya
berujung pada pembelajaran bermakna bagi siswa itu sendiri.
Berikut ini saya sertakan video tentang metode TPS (Think, Pair, Share)… Think Pair Share
Semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman guraruers. Amiin.
Apakah anda percaya bahwa lingkungan di dunia ini semakin tidak stabil ?
Banyak kawasan yang sudah rusak bahkan menjadi lahan yang tidak
produktif. Banyak hutan, sungai, atau pun tempat lainnya yang sudah
tercemar bahkan sampai rusak. Hal tersebut dapat menyebabkan
ketidakseimbangan lingkungan di dunia ini.
Apabila lingkungan sudah tidak bersahabat dengan kita, maka kita juga
yang akan merasakan dampak nya selain dari hewan-hewan dan juga
tumbuhan. Rusak nya lingkungan itu bisa disebabkan oleh faktor alami dan
juga oleh ulah manusia.
Sudah seharusnya, kita berterima kasih kepada lingkungan yang telah
menyediakan kebutuhan kita dan kepada pencipta seluruh alam ini. Kita
harus merawat dan menjaga apa yang telah diberikan oleh tuhan.
Ada beberapa hal, yang menyebabkan lingkungan menjadi tidak seimbang. Diantaranya :
1. Penebangan dan Perburuan Liar
Hal ini merupakan hal yang sangat berefek negatif terhadap keseimbangan
lingkungan di dunia ini. Penebangan di hutan, akan merusak ekosistem
yang ada di hutan tersebut. Lagi pula, hutan memiliki peranan yang
sangat penting sekali, dalam kelangsungan dunia ini, diantaranya yaitu
merupakan tempat peresapan air dan juga sebagai rumah bagi para hewan
yang tinggal di hutan.
Apabila tempat tinggal hewan nya sudah rusak (hutan), maka tidak
dipungkiri lagi bahwa hewan nya pun perlahan demi perlahan akan punah.
Hewan tersebut sudah tidak memiliki tempat tinggal, dikarenakan tempat
tinggal nya sudah rusak. Dan hal tersebut, tentu nya merugikan bagi kita
selaku manusia. Mungkin manusia, pada generasi berikut nya tidak
mengetahui beberapa hewan dikarenakan ada hewan yang sudah punah.
Perburuan liar pun sama, apabila dilakukan akan mengakibatkan tidak
seimbangnya sebuah lingkungan. Seharusnya, kita melindungi hewan-hewan
yang terancam punah, yang bisa dilakukan dengan penangkaran, dan juga
harus menangkap para pemburu liar, supaya mereka jera dan tidak
melakukan hal tersebut lagi. Dikarenakan perburuan liar juga dapat
merusak sistem rantai makanan dari beberapa hewan. Apabila sistem rantai
makanan nya rusak, secara otomatis akan ada hewan yang lain yang akan
rugi.
2. Aktivitas Pembangunan Liar
Pembangunan yang dilakukan dimana saja akan mengakibatkan juga hilangnya
kestabilan lingkungan. Apabila kita membangun bangunan di sekitar
perbukitan, maka akan mengurangi fungsi bukit tersebut. Jangan juga
membangun lahan di atas hutan yang akan dibabat habis. Contoh lainnnya
yaitu membangun villa di perbukitan, seperti yang terjadi di bogor. Hal
tersebut menyebabkan resapan air hujan menjadi berkurang, dan imbas nya
dirasakan oleh masyarakat bogor dan jakarta. Hal tersebut sangatlah
merugikan !
3. Pembuangan Limbah dan Sampah
Limbah itu sangat banyak jenis nya, diantaranya seperti asap, gas,
limbah pabrik atau pun yang lainnya. Apabila limbah tersebut dibuang
secara sembarangan maka akan merusak juga keseimbangan lingkungan.
Jangan sampai kita membuah limbah pabrik ke sungai atau laut. Hal
tersebut akan menyebabkan rusak nya ekosistem di laut atau pun disungai.
Hal yang paling kecil nya adalah buang sampah sembarangan.
Intinya kita harus mampu menjaga dan memelihara apa yang telah diberikan
oleh tuhan. Karena lingkungan tersebut untuk kita manfaatkan, maka kita
harus menjaganya. Apabila kita merusak nya, maka kita sendiri yang akan
mendapatkan dampak nya.
Pasti anda pernah mengalami hal ini, ketika disekolah waktu KBM tidak
ada guru yang bersangkutan untuk mengajar ke kelas. Hal tersebut
memanglah hal yang sering terjadi, dan bisa disebabkan oleh beberapa
alasan. Bisa karena guru yang bersangkutannya sakit, atau pun
berhalangan. Biasanya, jika guru tidak bisa mengajar akan memberikan
tugas kepada muridnya. Akan tetapi, jika tidak diberi tugas, kita
sebagai murid harus pandai dalam mengisi waktu luang ini.
Nah, kita sebagai murid harus cermat dalam menanggapi hal ini. Jangan
sampai waktu yang ada terbuang dengan sia-sia. Kita bisa memanfaatkan
waktu jam kosong ini untuk hal yang bermanfaat. Berikut beberapa hal
yang bisa dilakukan ketika jam pelajaran kosong : 1. Dengan beristirahat
Kita bisa memanfaatkan jam kosong dengan beristirahat dikelas, misalnya
dengan tidur. Hal tersebut sangatlah bermanfaat setelah kita lelah
belajar. Kata guru saya, jangan keluar kelas ketika jam kosong, kamu
dapat memanfaatkannya.
2. Dengan membaca buku
Kita bisa membaca buku ketika jam pelajaran kosong. Baik itu buku
pelajaran atau pun buku yang lainnya, seperti cerita, novel atau yang
lainnya. Yang perlu diingat, jangan membaca buku selain buku yang
bersangkutan ketika guru sedang menerangkan.
3. Dengan pergi ke perpustakaan
Hal ini hampir sama dengan nomor dua.
4. Saling berdiskusi dengan teman-teman
Hal ini dapat anda lakukan apabila ada materi yang belum anda pahami.
Anda dapat mengajukan pertanyaan dan dijawab secara diskusi, hal ini
akan lebih efektif.
5. Mengerjakan tugas
Apabila ketika jam pelajaran kosong, guru bersangkutan tidak memberikan
tugas, anda dapat mengerjakan tugas pelajaran yang lain. Misalnya ketika
jam pelajaran ke-5 kosong, lalu ada tugas yang belum anda selesaikan
dan harus dikumpulkan pada jam pelajaran ke-7, maka anda dapat
memanfaatkan waktu luang ini untuk mengerjakan tugas yang belum anda
selesaikan.
Mungkin diatas hanya sebagian hal yang bisa anda lakukan. Anda bisa
menambahkan hal yang lain, apabila ada usulan atau pun pertanyaan bisa
diajukan di komentar.
Salah satu masalah besar di sekolah kita adalah masih
tingginya tingkat ketidakhadiran guru di kelas. Banyak kelas-kelas yang
kosong karena ditinggal oleh gurunya entah karena sakit rutin, rapat ini
dan itu, sedang ada jam mengajar di sekolah lain, ikut MGMP sambil
arisan, mesti belanja di pasar, ikut pawai partai, melayat neneknya
tetangga yang kena stroke dua tahun lalu, atau sekedar malas saja masuk
ke kelas. Daftar alasan sangat variatif dan kreatif. Dan semua pihak
nampaknya mafhum saja dengan situasi ini.
Sebuah penelitian pernah dilakukan dan ternyata tingkat absen guru di
kelas cukup tinggi. Angkanya bahkan mencapai rata-rata 20% (Dharma,
2008). Kehadiran guru di sekolah (school attandence) adalah kehadiran
dan keikutsertaan guru secara fisik dan mental terhadap aktivitas
sekolah pada jam-jam efektif di sekolah. Sedangkan ketidakhadiran adalah
ketiadaan partisipasi secara fisik guru terhadap kegiatan-kegiatan
sekolah. Pada jam-jam efektif sekolah, guru memang harus berada di
sekolah. Kalau tidak ada di sekolah, seyogyanya dapat memberikan
keterangan yang sah serta diketahui oleh kepala sekolah.
Apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi hal tersebut? Jam kosong
itu ibarat ‘sunnatullah’ di sekolah-sekolah kita maka sebenarnya sekolah
harus menyiapkan juklak dan juknis untuk mengisi jam kosong di sekolah.
Tapi apa yang ‘sebenarnya’ kan tidak berarti begitulah ‘fakta’nya.
Selama ini tidak pernah ada sekolah yang punya peraturan yang jelas
tentang bagaimana sekolah tersebut menyiasati jam kosong di sekolah.
Kalau pun ada peraturan tersebut biasanya hanya berupa konvensi alias
kesepakatan bersama yang tidak tertulis. Sekolah yang tertib biasanya
menyediakan guru piket yang akan segera mengisi kelas yang kosong
tersebut. Sungguh sangat beruntung siswa-siswa tersebut jika guru
pengganti ini bisa mengisi jam pelajaran yang ditinggalkan dengan materi
pelajaran yang sama. Artinya siswa tidak akan tertinggal materi
pelajarannya karena pelajaran tetap berlangsung seperti yang telah
direncanakan. Materi tetap disampaikan meski oleh guru yang berbeda.
Tapi ini adalah kasus yang sangat langka karena jarang ada sekolah yang
punya kebijakan semacam itu. Lagipula guru piket belum tentu mampu
mengisi jam pelajaran yang kosong sesuai dengan mata pelajaran dan
subyek materi yang ditinggalkan oleh guru yang berhalangan tersebut.
Cara lain yang dapat ditempuh adalah dengan menerapkan Proses
Pembelajaran Gotong Royong Falsafah yang mendasari proses pembelajaran
gotong royong dalam pendidikan adalah “homo homini socius” yang
menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Ciri khas dari metode
ini adalah menekankan kerjasama dan menghargai keberagaman yang sesuai
benar dengan kondisi bangsa Indonesia sehingga dapat membantu guru
mengalami proses pendewasaan dan pengembangan pribadi. Menariknya, guru
bukan hanya dapat berkembang dalam aspek kognitif saja tetapi juga dalam
aspek afektif. Selain itu, metode ini perlu untuk diterapkan karena
dapat mencegah tumbuhnya keterasingan dalam sistem individu dan
keagresifan dalam sistem kompetisi tanpa mengorbankan aspek kognitif
(Lie, 1999: 96). Dengan demikian dapat mempersiapkan guru untuk
menghadapi globalisasi dengan cara yang tepat.
Proses Pembelajaran Gotong Royong menggunakan sistem kerja secara
kelompok yang terstruktur dengan lima unsur pokok didalamnya, yaitu
saling ketergantungan positif, tanggung jawab perorangan, tatap muka,
komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok (Lie, 1999: 32).
1. Saling ketergantungan positif.
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya.
Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, guru menciptakan suasana
yang saling mendorong, agar merasa saling membutuhkan. Hubungan yang
saling membutuhkan inilah yang disebut dengan saling ketergantungan
positif. Saling ketergantungan positif menuntut adanya interaksi
promotif yang memungkinkan sesama guru saling memberikan motivasi untuk
meraih hasil yang optimal.
2. Tanggung jawab perseorangan
Guru dikatakan sempurna apabila mempunyai tanggung jawab yang dijalankan
dengan baik. Guru adalah seorang pendidik yang juga merupakan
pembimbing. Dalam bidang kemanusiaan di sekolah, guru harus bisa menjadi
dirinya sebagai orangtua kedua bagi siswa. Seorang guru harus bisa
menarik simpati agar menjadi idola para siswa dan disukai sehingga siswa
senang belajar dengan guru.
Para ahli menyebutkan bahwa tanggung jawab guru harus bisa menuntut
murid untuk belajar, yang terpenting adalah membuat rencana dan menuntut
murid untuk melaksanakan kegiatan belajar guru agar mencapai
pertumbuhan serta perkembangan seperti yang diharapkan. Guru mempunyai
tanggung jawab untuk turut serta dalam membina kurikulum sekolah. Guru
sesungguhnya adalah seorang kunci yang paling tahu mengenai keperluan
kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
3. Tatap muka.
Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pengajar/guru untuk
membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi
ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi
kekurangan. 4. Komunikasi antar anggota.
Unsur ini menghendaki agar para pengajar/guru dibekali dengan berbagai
keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga
bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan
kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Keterampilan
berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan proses panjang. Namun,
proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh
untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental
dan emosional para pengajar/guru.
5. Evaluasi proses kelompok.
Pengajar/guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar
selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Pendidikan bukan sekadar penyerapan ilmu pengetahuan, melainkan lebih
jauh membutuhkan keterlibatan aktif secara fisik dan mental dalam
prosesnya, maka kehadiran secara fisik di sekolah tetap penting apapun
alasannya, dan bagaimanapun canggihnya teknologi yang dipergunakan.
Pendidikan telah lama dipandang sebagai suatu aktivitas yang harus
melibatkan guru secara aktif, dan tidak sekedar sebagai penyampaian
informasi belaka.