Manusia
terdiri atas unsur Jasad (tubuh) , Ruh dan Nafs (jiwa). Jasad merupakan
unsur fisik yang bisa dilihat dan diraba oleh panca indra. Ruh dan Nafs
adalah unsur ghaib yang tidak bisa di raba oleh panca indra. Berbicara
tentang tubuh manusia saja sudah begitu rumit, ada ilmu khusus yang
mempelajari anatomi tubuh manusia. Ilmu kedokteran mempelajari anatomi
tubuh manusia untuk mengetahui berbagai penyakit yang sering menyerang
fisik manusia dan cara penyembuhannya.
Ruh
dan Nafs jauh lebih pelik daripada tubuh manusia, Allah telah
mengingatkan bahwa manusia tidak diberikan pengetahuan tentang Ruh
melainkan sedikit sekali sebagaimana disebutkan pada surat Al Israak 85 :
85.
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk
urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan
sedikit.”( Al Israak 85)
Ruh
tetap berada ditubuh manusia sejak ditiupkan kedalam rahim sampai
datangnya saat ajal. Ruh memberikan kehidupan pada manusia, tatkala
datang saat ajal maka ruh akan keluar dari tubuh manusia baik secara
paksa maupun sukarela. Orang yang kafir akan dicabut ruhnya dengan cara
paksa dan kondisi yang amat menyakitkan sebagaimana disebutkan dalam
surat al Anfal 50:
50.
Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang
kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): “Rasakanlah
olehmu siksa neraka yang membakar”, (tentulah kamu akan merasa
ngeri).(Al Anfal 50)
Sedangkan orang yang beriman akan dicabut nyawanya dengan lemah lembut seperti disebutkan dalam surat an Naziat ayat 2 :
2. dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut, (An Naziat 2)
Berbeda
dengan Ruh maka Nafs atau jiwa manusia bisa bebas keluar masuk tubuh ,
ketika masih hidup. Keluarnya Nafs dari tubuh tidak menyebabkan kematian
bagi seseorang, hanya saja bisa menyebabkan seseorang jadi hilang
kesadarannya. Allah menceritakan hal ini dalam surat Az zumar bahwa
Dialah yang menahan Nafs manusia ketika mati dan tidur, kemudian Ia
menahan Nafs orang yang sudah datang ajalnya dan mengembalikan Nafs
orang yang belum datang saat ajalnya.
42.
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang)
yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang
telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai
waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (Az Zumar 42)
Keluarnya Ruh dari tubuh bisa menyebabkan kematian, sedang keluarnya Nafs dari tubuh hanya menyebabkan hilangnya kesadaran.
Orang
yang lemah jiwanya, jauh dari ibadah dan taat pada Allah, Nafsnya
sering dikuasai oleh syetan dan mahluk Jin. Mereka sering melakukan
sesuatu diluar kesadarannya, kadang kala mereka kesurupan tubuhnya
dikendalikan oleh bangsa Jin dan mereka melakukan berbagai hal yang
tidak disadari dan diketahui oleh yang bersangkutan.
Allah memerintahkan kita agar hati hati menjaga Nafs jiwa ini agar tidak disandera dan menjadi budak setan serta hawa
nafsu yang hina. Dzikir mengingat Allah, shalat dengan benar dan
khusuk, membaca Qur’an dengan mentadabburinya setiap hari, dapat
membersihkan dan menguatkan Nafs atau jiwa sehingga tidak mudah
disandera oleh Jin dan setan.
Manusia
mempunyai beberapa Nafs (jiwa sekunder) diantaranya yang terkenal
didalam Al Qur’an adalah Nafsul Amarah, Nafsul Lawwamah, Nafsul
Mulhamah, Nafsul Muthmainnah, Nafsul Rodiah, Nafsul Mardiyah dan banyak
nafs lainnya lagi. Allah
memerintahkan kita untuk mengawasi dan menjaga Nafs ini agar jangan
cendrung pada kemungkaran dan kemaksiatan sebagaimana disebutkan dalam surat An Nziat 40-41
40. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,41. maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya). (An Naziat 40-41)
Orang
yang sebagian jiwanya disandra dan dibelenggu Jin sering berada dalam
keadaan tidak sadar, melamun, merasa berada disuatu tempat, orang
menyangka dia mengalami sakit jiwa atau gila. Kadangkala Nafsnya
tersingkir dari tubuhnya hingga hilang kesadaranya, selanjutnya tubuhnya
dikuasai oleh bangsa Jin yang mempengaruhinya. Dia berkata kata dan
bertindak diluar kontrol kesadarannya, kejadian ini dikenal ditengah
masyarakat dengan istilah kesurupan.
Banyak
orang yang nafsnya dikendalikan bangsa jin yang melakukan perbuatan
yang membahayakan dirinya dan orang lain , seperti terjun dari gedung
bertingkat, menabrakan diri ke kereta api atau mobil yang sedang
berjalan, membunuh anaknya, dan lain sebagainya.
Berikut kami sampaikan beberapa pengalaman perukyah membebaskan jiwa yang disandera bangsa Jin.
(1) MEMBEBASKAN NAFS (JIWA/SUKMA) YANG TERBELENGGU
Oleh Perdana Ahmad S.Psi
Sudah
puluhan kali saya menerapi nafs yang dibelenggu bangsa jin, mereka yang
dibelenggu nafsnya sering berhalusinasi berada disuatu tempat tertentu
seperti istana, gua, suatu ruangan, kuburan, sungai, lautan atau merasa
dirinya terikat disuatu tempat tertentu dengan dikelilingi oleh makhluk
mengerikan. Selain itu juga mereka yang nafsnya terbelenggu merasakan
dirinya lagi disiksa oleh para makhluk mengerikan.
Terakhir
malam kemarin saya menerapi pasien melalui telpon yang selalu merasa
berada dikuburan, merasakan dirinya dipaksa menikah dengan makhluk
mengerikan, merasakan berada di suatu tempat yang dia dikelilingi
makhluk mengerikan bermata hijau, sudah sangat sering diterapi ruqyah
namun halusinasi itu tidak juga hilang dari bayangannya baik dalam
keadaan sadar, setengah sadar atau dalam mimpi yang sangat mengganggu
wanita tersebut dan membuatnya ketakutan.
Alhamdulillah
setelah saya mensugestinya agar berani, saya melakukan tehnik scanning
dan ternyata temuan-temuan yang kami alami diluar akal sehat. saya
menuntunnya berdoa pada Allah meminta petunjuk apa sumber halusinasinya
lalu setelah saya membaca beberapa doa dan pasien saya suruh mendawankan
dzikir asma’ul husna, pasien merasakan dirinya (jiwa/sukmanya) berjalan
menuju kuburan dan ternyata dikuburan itu dikelilingi oleh banyak
siluman, saya lalu mengajarkannya agar membacakan ayat kursi dan
menghembuskannya kearah siluman tersebut lalu pasien melihat siluman
tersebut habis terbakar.
lalu
saya suruh agar pasien tersebut mendekat ke kuburan itu dan kembali
berdoa pada Allah meminta disibakkan hijab sebenarnya dari kuburan
tersebut lalu setelah berdoa tiba-tiba hijab kuburan tersebut terbuka
lalu pasien melihat didalam kuburan itu ada lorong menuju kesuatu
istana.
Saya
lalu menyurh pasien agar berjalan masuk kedalam terowongan menuju
istana tersebut, pasien subhanallah dapat melukiskan dengan jelas
pemandangan dalam istana tersebut, namun menurut pasien istananya
kosong, saya lalu membaca al-baqarah 148 dan al mu’minun 115 dengan niat
menghadirkan jin pengganggu fulanah tiba-tiba- pasien melihat ada
seekor kucing, saya lalu menuntun kembali pasien berdoa kepada Allah
meminta disibakkan wujud sebenarnya dari kucing tersebut ternyata
berubah menjadi seorang yang ganteng seperti gambar yesus.
Ternyata
sosok tersebut adalah jin pekerja sihir dan alhamdulillah saya suruh
agar pasien mencekik lehernya sembari membaca ayat kursi dan sosok
tersebut terbakar hangus.
Pasien
juga menceritakan dia melihat ada banyak perhiasan diistana tersebut
lalu langkahnya terhenti ketika melihat ada siluman jin bertubuh hijau.
Saya
suruh agar pasien tersebut berdialog dengan siluman hijau tersebut dari
hasil dialog ternyata mereka disuruh oleh seseorang yang dahulunya
musuh keluarganya yang mengirim sihir agar ibunya ketika mempunyai anak
anaknya tidak dapat menikah dan ini sihirnya berlanjut sampai
kegenerasi.
saya
menyuruh agar pasien tersebut mengatakan pada siluman tersebut agar
mencabut perjanjian, jin tersebut mengatakan tidak bisa sebab ini
perintah langsung dari Iblis.
melalui
pasien saya sarankan agar jin tersebut masuk islam, namun menurut
pasien tersebut jinnya tertawa terbahak-bahak dan mengancam akan
menculik jiwa pasien saya itu. Saya lalu meminta agar pasien tersebut
berdoa meminta sebilah pedang dan Allah mengabulkan ditangannya ada
pedang dan saya suruh pasien itu menyerang jin tersebut, akhirnya
terjadi perkelahian dan nafs pasien berhasil memotong-motong tubuh jin
tersebut (wallahualam) .
Alhamdulillah
jika selama ini pasien itu selalu ketakutan ketika melihat penampakan
dengan bimbingan saya pasien menjadi seorang pemberani.lalu terjadi lagi
beberapa pertempuran dengan jin yang juga bertubuh gemuk dan hijau dan
semuanya bisa ditebas dengan pedang (Wallahualam).
Pasien
beberapa kali mengeluh tubuhnya amat lemas dan saya tetap memberi
semangat padanya. lalu saya meminta pasien berdoa agar istana itu
dihancurkan Allah lalu setelah pasien membaca ayat kursi pasien melihat
istana itu hancur lebur. (wallahualam)
Saya
menuntun agar pasien berdoa meminta pada Allah agar diberikan petunjuk
jiwa pasien yang dibelenggu jin. ternyata tiba-tiba pasien berda disuatu
ruangan sangat kumuh dan melihat dirinya berbaju putih terikat di
kursi, saya lalu menyuruh pasien membuka ikatannya dan berhasil, dan
ketika saya menyuruh pasien menempelkan tangannya ke ubun-ubun nafsnya
ternyata pasien mengeluah tidak bisa seolah ada energi tertentu yang
menahan, saya lalu menyruh pasien membaca 3 qul dan menghembuskan ke
nafsnya dan Alhamdulillah ketika kembali pasien mencoba menempalkan
tangannya keubun-ubun nafsnya berhasil dan saya tuntun pasien berdoa
pada Allah agar nafsnya dikembalikan ketempat yang merupakan sunatullah
tempat tinggalnya setelah pasien membaca Al-fatihah tiba-tiba nafsnya
menghilang.
Saya lalu menuntun pasien agar berdoa pada Allah agar dipertemukan dengan raja jin yang menjadi sumber sakitnya pasien.
Lalu
pasien berpindah alam merasakan berada di sebuah ruangan yang terbuat
dari daun-daun dan pasien tiba-tiba untuk pertama kalinya berteriak
ketakutan sebab melihat sosok makhluk mengerikan berambut ular.
Tiba-tiba
dada saya berdetak dan merasa berat lalu saya membaca yasin ayat 9 niat
membentengi jiwa dan raga saya dan saya juga membacakan yasin ayat 9
untuk membentengi jiwa dan raga pasien.
Terjadi
kembali dialog dan kembali raja jin tidak bersedia mencabut perjanjian
sihir sebab katanya ini perintah dari iblis, ketika ditawarkan islam jin
itu tertawa terbahak-bahak.
Saya
suruh pasien menyerang dengan membaca ayat kursi dan dihembuskan kearah
jin tersebut ternyata tidak berbekas dan terhalang sebuah ranjang.
Saya
lalu menuntun agar pasien berdoa kepada Allah meminta agar Allah
membelenggu tubuh raja jin tersebut, selesai berdoa pasien melihat jin
berambut ular itu terikat dengan rantai besi.
lalu
saya menyuruh pasien untuk mendekati jin berambut ular itu, dan saya
suruh membaca ayat kursi dengan niat memenjarakannya, setelah membaca
ayat kursi pasien meelihat seolah ada selaput seperti plastik melingkupi
jin tersebut.
Tiba-tiba
pasien sedikit menjerit sbb katanya ada yg datang mirip wujudnya
seperti jin berambut ular dan katanya reflek menebaskan pedang dan
terputus lehernya.
Lalu
saya suruh pasien membuat perjanjian dengan jin tersebut, agar menyuruh
anak buahnya mencabut semua sihir dan buhul sihir yang telah membuat
keluarganya dan dirinya sakit, termasuk juga tunangan dan calon
mertuanya yang sempat lumpuh (alhamdulillah setelah diruqyah oleh
seorang ustadz sudah sembuh) baru akan dilepaskan.
Raja jin itu setuju dan kami beri waktu 3 hari untuk mencabut semua sihirnya.
Dan saya suruh pasien meninggalkan ruangan tersebut, lalu menyadarkan kembali dirinya dengan membuka matanya.
=====================================
Hari
ini saya kontrol pasien Alhamdulillah bayangan dan halusinasi sudah
lenyap dan tinggal was-was dihati masih ada, saya lalu menuntunnya
melakukan self healing.
Wallahi
kisah ini bukan rekayasa dan Alhamdulillah pasien yang berhalusinasi
dengan melakukan tehnik scanning ini hampir 90 % berhasil sembuh.
Dalam
ilmu psikologi juga menghadapi pasien yang terganggu mentalnya pasien
jangan dipatahkan keyakinannya dengan mengatakan “itu halusinasi kamu,
itu bohong, ga mungkin” sebab ini akan membuat pasien tidak akan sembuh
dan malah akan timbul antipati terhadap terapi.
contohnya
pasien mengalami gangguan mental merasa ada cecak di lehernya padahal
hakikatnya tidak ada, maka jangan dikatakan “itu halusinasi kamu, itu
bohong, ga mungkin” sebab pasien dalam keadaan irrasional tidak akan
menerima pesan rasional. Sebaiknya justru diarahkan agar pasien dapat
menyadari dengan jelas keberadaan cecak itu dan arahkan pasien
mengambilnya dan mengeluarkan dari tubuh. lalu terakhir diklosing dengan
memberikan sugesti tidak ada lagi cicak dilehernya dan yakinkan dia
telah sembuh.
begitu
juga dengan kasus pasien diatas Wallahu a’lam hakikat sebenarnya namun
saya alhamdulillah banyak menyelesaikan kasus psikosomatis, halusinasi,
delusi dengan tehnik scanning saya memadukan antara ilmu ruqyah dan ilmu
psikologi yang saya dapat dibangku kuliah dahulu.
saya
tidak menyarankan untuk mencoba cara ini jika tidak banyak pengalaman
dan jam terbang tinggi juga ilmu psikologis yang memumpuni, lebih utama
melakukan dzikir-dzikir yang disyari’ahkan untuk tindakan prefentif. dan
kisah ini saya ceritakan hanya sebagai tambahan kasanah ILMU PSIKOLOGI
SINERGIS RUQYAH
WALLAHU A’LAM……..
(2) PENGALAMANKU MEMBANTU MENGEMBALIKAN JIWA (NAFS) YANG DITAWAN
Dikisahkan oleh : Ustadz Rizal Dalil,M.Pdi
Siapapun
akan bertanya-tanya dan penasaran dengan judul di atas, termasuk saya
pun begitu penasaran walaupun pernah membaca beberapa pengalaman para
Quranic Healer (peruqyah) dan saya pernah mempelajari teknik-teknik
pengembalian jiwa dari Ust. Perdana Akhmad. Tapi, tentunya beda antara
sekedar mempelajari teorinya dengan mengalami dan mempraktekkan secara
langsung. Teknik ini memang terkesan aneh, karena terkesan berbeda
dibandingkan ruqyah standar. Namun, itu terjadi tanpa rekayasa atau
dibuat-buat, adanya penglihatan (vision) bagi yang diruqyah semata-mata
merupakan petunjuk kepada Allah SWT tatkala kita meluruskan niat dan
memaksimalkan ikhtiar sesuai dengan contoh dari Al-Qur’an dan As-Sunnah
Ash-Shohihah. Selain itu, vision merupakan bukti nyata bahwa Allah SWT
adalah Maha Pengabul Do’a dan senantiasa mengikuti persangkaan
hamba-Nya.
1. PengalamanQyu yang Pertama dalam membantu mengembalikan jiwa yang ditawan
Saat
saya mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kepada para
siswa dengan menggunakan metode Ruqyah Syar’iyah. Salah seorang siswi
dijadikan model dan diruqyah. Baru saja selesai membaca Surat
Al-Fatihah, terlihat siswi tersebut ketakutan padahal dalam keadaan
membuka mata. Lantas setelah ditanya, dia menjelaskan bahwa saat
diruqyah, dia melihat (vision) Ayahnya sedang diikat (terbelenggu) dan
di sampingnya ada 2 wanita, yang satu wajahnya cantik dan satu lagi
buruk rupa wajahnya. Saya teringat dengan materi dari Ust. Perdana
Akhmad yang pernah saya baca, lalu menawarkan kepadanya untuk
melanjutkan proses ruqyah untuk melepaskan ayahnya (yang belakangan
diketahui terkena sihir mahabbah dari wanita lain, dan hampir membuat
kehidupan rumah tangganya hancur. Hal ini juga terbukti, ketika istrinya
memberikan air bidara secara sembunyi-sembunyi maka tiba-tiba si Suami
merasa sakit perut yang hebat). Namun, sayangnya siswi tersebut tidak
mau melanjutkan proses ruqyah dengan alasan takut dan juga ternyata
tidak ada dukungan dari ibunya. Inilah pengalaman pertama yang belum
tuntas dan membuat penasaran untuk menangani kasus yang serupa, yaitu
kasus jiwa yang ditawan.
2. PengalamanQyu yang Kedua dalam membantu mengembalikan jiwa yang ditawan
Kisah
ini berawal, saat saya mendapat amanah untuk memberikan materi dalam
pelatihan Mudah Terjemah al-Qur’an (MTQ) di Baitul Maal Kota Bogor. Pada
pelatihan yang pertama, agar membangun motivasi peserta maka saya
jelaskan pula bahwa Al-Qur’an adalah Pedoman Hidup, Mukjizat yang
menguak fakta-fakta sains kontemporer, Media Komunikasi (Curhat) kita
dengan Allah. Semua materi itu saya dukung dengan beberapa video yang
semakin membuat kita berdecak kagum dan cinta kepada Al-Qur’an sebagai
Kalaamullah. Selain itu, sepintas saya perkenalkan juga bahwa Al-Qur’an
juga merupakan Syifaa (penawar/obat), hal ini terbukti dan diperkuat
dengan beberapa pengalaman saya dalam meruqyah. Alhamdulillah, para
peserta terlihat begitu tertarik dan siap mengikuti pelatihan Quanic
Healing.
Adalah
merupakan ketentuan Allah (qodarullah) bahwa sekalipun saya sudah
mempersiapkan diri serta sebelumnya meminta idzin kepada Ust. Perdana
Akhmad, ternyata…. Pelatihan Quranic Healing terpaksa dibatalkan
dikarenakan pengurus Baitul Maal sedang ada urusan penting di luar kota
dan infomasi pelatihan belum sempat disebar, walhasil yang hadir hanya
ada 1 orang peserta. Masya Allah….
Subhanallah
walhamdulillah Allahu Akbar…. Segala sesuatu yang terjadi pasti ada
hikmahnya. Ternyata sekalipun pelatihan dibatalkan, Allah SWT tetap
memberikan kesempatan pada saya dan beberapa saudara yang lain untuk
belajar serta menangani secara langsung kasus jiwa yang ditawan. Karena
saat itu, ada saudara yang datang dan minta tolong kepada saya untuk
meruqyah adik iparnya.
Setelah
gadis tersebut berwudhu dan mengenakan mukena maka kami bersiap
meruqyah di lantai 3 bangunan Baitul Maal, namun karena ruangan tersebut
sudah lama kosong maka sebelumnya saya coba meruqyah ruangan tersebut
dengan membacakan Ayat Kursyi, memohon perlindungan dari Allah dengan
niat menetralisir/membersihkan dan dari jin jahat/syetan. Selanjutnya,
si Gadis menceritakan kronologis peristiwa yang membuat dirinya yang
selalu merasa linglung dan sesak nafas, serta takut. Setelah penjelasan
sekilas tentang ruqyah kemudian dilanjutkan dengan pertaubatan dengan
menuntun gadis tersebut dalam membaca Doa Tazkiyah dan Ikrar Pemutus
Ikatan. Sesaat setelah membaca do’a, saya menanyakan apa yang
dirasakannya dan dia hanya merasakan merinding di sebagian tubuhnya.
Lalu saya mengingatkan agar menginformasikan apabila terasa panas,
sesak, kedutan, merinding di bagian tubuh tertentu, atau jika terlintas
penglihatan/bayangan (vision).
Selanjutnya
saya membaca Ruqyah Standar sampai sekitar 30 menit, dan selama itu
terdengar suara-suara anjing yang menggonggong dari arah rumah yang
berada di belakang bangunan Baitul Maal, padahal sebelumnya sepi
senyap.Tidak ada reaksi yang keras pada diri gadis tersebut kecuali
hanya terasa merinding di sekujur tubuh. Oleh karena itu saya gabungkan
beberapa teknik tusukan, tarikan, dan memijat ibu jari kaki dan tangan
sambil membaca ayat-ayat Ruqyah walaupun tetap tidak ada reaksi. Namun,
saat gadis tersebut meminum beberapa tetes minyak Daun Bidara (Sidr)
maka spontan dia merasa pusing, mual, dan muntah-muntah. Melihat kondisi
tersebut maka saya semakin termotivasi untuk terus meruqyahnya dengan
menggabungkan beberapa teknik lain di tambah sedikit pukulan di pundak.
Beberapa saat kemudian, dia merasa heran dengan telapak tangannya yang
terasa dingin dan terlihat berwarna gelap. Hal ini adalah indikasi bahwa
jin yang berada dalam tubuh sudah tidak kuat dan menyerah, dan
bermaksud keluar dari tubuh melalui tangan dan kaki si gadis. Oleh
karenanya, saya lanjutkan dengan teknik blokir, tarikan, dan buangan
(dari Ust. NAI). Kondisi si gadis menjadi lebih baik, namun terlihat
masih takut terutama saat membicarakan tempat kejadian di mana salah
seorang temannya kesurupan dan berdampak pada dirinya dan beberapa
temannya yang lain. Melihat kondisinya yang labil dan takut, maka saya
luangkan waktu untuk lebih menguatkan tauhidnya, bahwa kita tidak boleh
takut pada apapun kecuali kepada Allah SWT.
Selanjutnya saya bertanya: “Siapa yang menciptakan syetan? Siapa yang menciptakan jin?”
Si gadis menjawab dengan lirih: “Allah, Allah….”
Tidak puas mendengar jawaban semacam itu maka saya tanya kembali dan minta agar dia menjawab dengan lantang.
Saya: “Kenapa takut kepada jin dan syetan yang lemah? Seharusnya kita takut kepada Allah yang menciptakan jin dan syetan!”
Lalu
saya menceritakan tentang seorang Umar ra. yang ditakuti oleh syetan
karena: “Umar ra. adalah seorang pribadi yang tidak takut pada apapun
kecuali kepada Allah SWT. Oleh karenanya, jangan biarkan syetan
menguasai dirimu melalui pintu yang terbuka, yaitu rasa takut….”
Setelah
tauhid gadis tersebut sudah cukup kuat maka ruqyah dilanjutkan dengan
menggunakan teknik Scanning (dari Ust. Perdana Akhmad), yaitu dengan
khusyu berdo’a dan berharap kepada Allah SWT Yang Maha Pemberi Petunjuk
agar memberikan petunjuk berupa penglihatan (vision) atau solusi bagi
masalah yang sedang dihadapi. Selanjutnya saya membaca berulang-ulang
QS. Al-Fatihah, QS. Al-Baqoroh, dan QS. Al-An’am: 103. Demikian juga
halnya, dalam keadaan mata yang tertutup, gadis tersebut terus berdo’a
dalam hatinya: Yaa Allah, Yaa Nuur, Yaa Latiif , berikanlah petunjuk
padaku….”
Subhanallah,
gadis tersebut melihat bahwa dirinya masih ada di hotel tempat kejadian
dan disitu ada 3 makhluk berwujud wanita yang menyeramkan. Saya
teringat dengan teknik Ust. Syamsul Arifin, maka saya minta gadis
tersebut untuk tetap berani dan takut hanya pada Allah, dan meminta dia
membaca QS. Al-Falaq dan meniupkan pada kedua telapak tangannya lalu
melemparkan ke arah makhluk-makhluk yang mengganggunya. Menurutnya, 2
lemparan menembus 2 makhluk tersebut dan membuat mereka pergi. Namun,
karena beberapa jin masih berusaha mengejar gadis tersebut maka saya
coba bacakan QS. Al-Baqoroh: 7 dan 18 berulang kali agar para jin yang
menjaga nafs pasien semuanya dalam keadaan tidak sadar. Selanjutnya,
karena masih belum hafal teknik dan bacaannya, sambil membaca Buku Saku
Teknik Ruqyah (yang saya buat dari ringkasan artikel Ust. Perdana
Akhmad) saya coba menuntun jiwa gadis tersebut untuk kembali.
Subhanallah
walhamdulillah Allahu Akbar…. Gadis tersebut menceritakan bahwa saat
diruqyah dia merasakan jiwanya berusaha kembali seperti mengapung
(loncat-loncat) selama perjalanan dari hotel tempat kejadian sampai ke
Baitul Maal. Selanjutnya, untuk mengecek, untuk kedua kalinya gadis
tersebut meminum beberapa tetes minyak daun sidr dan dia tidak
muntah-muntah lagi serta mengatakan bahwa rasanya hanya seperti minyak
saja. Setelah 2 jam berlalu, ruqyah pun selesai dan gadis tersebut tidak
lagi merasakan linglung, tidak pusing, dan bisa merasakan segarnya
udara karena tidak merasakan sesak lagi.
Segala
puji bagi-Mu, Yaa Allah…. Rasa syukur, cinta, kagum, dan takut
kepada-Nya membuat kami (saya, gadis tersebut, dan 1 orang calon peserta
pelatihan yang senantiasa setia mengikuti) segera bersujud syukur
bersama ke hadapan Allah SWT Yang Maha Penyembuh dan Maha Kuasa. Allahu Akbar!…. Subahaanakallahumma robbanaa wabihamdika, Allahummaghfirlii….”
Pelajaran dari pengalaman di atas:
Takutlah kepada Allah. “Siapa yang menciptakan syetan? Siapa yang menciptakan jin?” “Allah !”
“Kenapa takut kepada jin dan syetan yang lemah? Seharusnya kita takut kepada Allah yang menciptakan jin dan syetan!….”
“Jangan biarkan syetan menguasai dirimu melalui pintu yang terbuka, yaitu rasa takut….”
Pelajaran
kisah ini bukan agar kita menjadi penakut saat berada di suatu tempat,
termasuk tempat yang belum terjamah atau angker. Karena kita sebagai
manusia adalah kholifah di muka bumi dan berhak memanfaatkan bumi dan
seagla isinya untuk beibadah kepada Allah SWT. Yang perlu kita ingat
adalah tempatkan rasa takut kita kepada Allah SWT semata dan ikuti
contoh Rasulullah SAW bahwa Beliau mengajarkan kita semua agar membaca
do’a perlindungan ketika berada di suatu tempat:
“Aku berlindung kepada Allah dengan kalimat kalimat-Nya yang sempurna,
dari setiap kejahatan makhluk-Nya.”
(H.R Muslim, An Nasa’i, At Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah)
Syetan/Jin
jahat itu amat lemah. Ketika kita bacakan ayat-ayat Al-Qur’an, mereka
akan terbakar kepanasan dan bahkan mati dengan idzin Allah.
Daun Bidara (Sidr) adalah racun bagi Jin jahat/syetan juga bisa untuk obat sihir.
Saat
diruqyah, ada proses Detoksifikasi (proses pengeluaran racun-racun dari
tubuh), misalnya berupa muntah-muntah seperti kejadian di atas.
Awali proses ruqyah dengan pertaubatan dan terus berharap kepada Allah SWT agar diberikan kesembuhan dan perlindungan.
Perlu kesabaran, kecermatan, optimis, dalam meruqyah. Gunakan berbagai teknik dan metode yang tentunya syar’i (dibolehkan).
Allah SWT adalah Maha Pemberi Petunjuk dan senantiasa mengikuti persangkaan hamba-Nya..
Segala
sesuatu yang terjadi pasti ada hikmahnya, ilmu bukan hanya didapat
dalam pelatihan saja tapi segala sesuatu yang terjadi di sekitar kita
pasti ada pelajarannya.
Ketika kita menuntut ilmu karena-Nya, maka Allah akan mempermudah kita untuk mengamalkannya.
Belajarlah dari pengalaman para peruqyah lain untuk mengangani berbagai kasus!
Saat
ruqyah, terdengar keras suara anjing dan sebagian orang yang berada
dalam ruangan merasakan merinding bahkan ada yang tangannya mulai
bergerak-gerak tak terkendali (karena ternyata orang tersebut pernah
belajar ilmu tenaga dalam). Hal ini menjadikan bukti kebenaran sabda
Rasulullah SAW bahwa jika terdengar suara anjing pada malam hari maka
itu indikasi ada syetan yang lewat dan kita dianjurkan minta
perlindungan kepada Allah SWT. Selain itu, ayat-ayat ruqyah tidak hanya
berefek kepada gadis tersebut tapi juga akanberdampak kepada orang-orang
di sekitarnya yang mendengarnya.
Luruskan
niat selama meruqyah dan diruqyah, apalagi saat meruqyah wanita yang
cantik. Ini juga mungkin yang menjadi alasan kenapa peruqyah itu
dipersyaratkan lebih utama kalau sudah menikah.
(3). KONSULTASI SEORANG PERUQYAH TENTANG PENYELAMATAN NAFS (JIWA SEKUNDER)
Terima kasih Ustad atas kesediaannya meluangkan waktu menjawab konsultasi saya
Setelah
prosesi ruqyah (awal-awal kepanasan), pasien sudah tidak merasakan
apapun terhadap ruqyah. Sy meminta dia memejamkan mata dan sy bacakan
surat al An’am ayat 3, 103, dan Al hasyr 22. Tak lupa sholawat dan
hamdalah.
Dia
melihat dirinya ada di sebuah rumah. Sy minta dia masuk rumah. Di dalam
rumah dia melihat dirinya memakau baju merah (dia memang punya dan ada
di lemari). Di rumah itu dia sedang ditodong dengan pedang oleh orang
hitam besar (wajah yang ditodong sangat ketakutan). di sampingnya ada
wanita mermuka jelek berdarah-darah. Namun tidak ada yg
melihat/menyadari akan kehadiran pasien. Setelah sy membaca ruqyah lagi,
khususnya Al Anfal 17, penglihatan itu masih sama, tidak ada perubahan.
Setelah
istirahat sejenak, sy meminta pasien untuk penelusuran kembali. Kali
ini saat pasien melihat dirinya di dalam rumah itu, wanita yang buruk
rupa itu melihat ke diri pasien, pasien langsung membuka mata karena
takut. Sy langsung membca ayat yasin ayat 9 (walaupun sudah tidak
penelusuran lagi).
Beberapa
hari kemudian, saat prosesi ruqyah, pasien bereaksi kepanasan lalu
tidak merasakan apa. Saat penelusuran lagi, pasien hanya melihat dirinya
di suatu hutan dan di jaga oleh 2 cahaya. Dia melihat dirinya tetap
berbaju merah dengan keadaan sangat gelisah. selama dan setelah
pembacaan ruqyah, tidak ada perubahan apapun.
Pernah
ketika pulang dari ruqyah, pasien di tengah jalan merasa ada yang masuk
dalam dirinya. inilah yang membuat sy menyimpulkan bahwa ada buhul yg
belum terputus atau mungkin ada nafs yag ditawan. Pasien termasuk ulet,
dia berusaha tetap sholat dan mengaji walaupun merasakan kepanasan.
Namun sy belum mencoba teknik ikrar pemutus (karena ayahnya pernah ngilmu jaranan/ kudi lumping) sekali lagi terima kasih
Semoga Allah membalas kebaikan Ustad Pradana
Jawab:
Dari
penjelasan antum, saya bisa mengambil kesimpulan, bahwa salah satu nafs
pasien diculik oleh 2 jin, dan 2 jin tersebut adalah merupakan jin
penjaga nafs pasien. Dibelakang 2 jin tersebut ada lagi kekuatan besar
yang memberikan mandat kepada 2 jin tersebut. Kekuatan besar itu adalah
kerajaan jin yang bekerjasama dengan tukang sihir.
Ada
banyak kasus ketika diruqyah pasien tidak menunjukkan reaksi keras
namun tubuhnya selalu sakit-sakitan hingga peruqyah yang tidak
perpengalaman akan menganggap pasien tersebut Cuma sakit fisik belaka.
Padahal nafs (jiwa sekunder) pasien sudah diculik dan disiksa di suatu
tempat. Ketika nafs pasien disiksa maka tubuh fisik pasien akan juga
merasakan sakit yang amat sangat.
Kasus
ini sangat sulit penyembuhannya dan kadang walau berpuluh-puluh kali
kita ruqyah tidak ada perubahan berarti jika yang meruqyah adalah
peruqyah yang tidak perpengalaman dalam tekhnik penelusuran penyakit.
Adapun tekhnik penyelamatan nafs pasien ada beberapa cara :
1.
Pasien meniatkan dirinya agar menyatu dengan kesadaran nafs yang
dibelenggu lalu peruqyah membekali nafs pasien dengan ayat-ayat ruqyah
yang bisa dijadikan shield, weapon
yang pasien itu sendiri berusaha melepaskan dirinya.
Tekhniknya adalah :
Mu’alij
membaca doa pembentengan dengan niat membuat shield (energi pelindung)
untuk pasien,ucapkan :” dengan izin Allah ayat-ayat pembentengan ini
energinya akan melindungi jiwa pasien dari semua serangan, dari semua
senjata, dari semua energi negatif, tidak akan tembus, tidak akan bisa
lagi dibelenggu oleh seluruh makhluk jahad, atas berkat kekuatan dan
pertolongan Allah” bacakan
al-mu’minun 97-98, dan 7 lapis energi pelindung pada tangan pasien lalu
tiupkan dan suruh pasien mengusapkannya keseluruh tubuh atau langsung
hembuskan keubun-ubun pasien.
lalu
bacakan surat yasin ayat 9 dan Al-Israa’: 45 setelah itu hembuskan lagi
keubun-ubun pasien dengan niat agar jiwa sekundernya menghilang dari
pandangan jin.
Setelah
melakukan persiapan, maka tutuplah mata pasien dengan kain agar fokus
dan tuntun pasien memindahkan kesadaran jiwanya kedalam kesadaran nafs
yang dibelenggu dengan mengatakan :” bismillah kesadaran fisik saya akan
menyatu dengan kesadaran nafs saya yang dibelenggu, dengan izin Allah
terjadilah, terjadilah, terjadilah”
Tuntun
pasien menarik nafas agak dalam agar rileks dan fokus agar niatnya
berhasil. Jika berhasil maka pasien akan menjadi dirinya yang ditawan
jin tersebut, dan pasien akan melihat siluman/jin tersebut kebingungan
karena nafs pasien menghilang dari pandangan mereka. Lalu suruh pasien
itu cepat terbang kembali ke dalam tubuh fisiknya….. Peruqyah membantu
keselamatan nafs pasien selama pelarian dengan menggunakan tekhnik
Pengembalian jiwa (kisah tekhnik pengembalian jiwa ini ada cerita seru
tersendiri yang saya alami hingga paman saya menemukan tekhnik ini dan
membacakan pada diri saya karena nafs saya banyak tertarik pada satu
kasus pertempuran dengan jin pada saat penanganan sihir kelas berat)
Selama pelarian NAFS pasien menuju tubuh fisik, peruqyah membacakan :
membaca Ta’awudz
- Membaca Shalawat nabi
- Membaca doa perlindungan (Ayat kursi)
- Membaca surat Al-Baqarah ayat 7 dan 18 dengan niat membuat bisu, buta, tuli jin sihir agar tidak dapat mengejar nafs pasien
- Bentuk kekuatan Niat mengembalikan semua jiwa raga yang dipengaruhi sihir
- Lalu Membaca Surat Al-baqarah ayat 5
- Dilanjutkan
membaca Membaca surat Al-Fajr ayat 27-30 berulang-ulang sampai pasien
merasa jiwanya sudah bersatu dengan tubuh fisik
- Catatan: niat harus jelas dan tegas adapaun jika sulit memproyeksikan niat dalam hati maka lebih baik ucapkan saja secara jelas.
Waspadai
kemungkinan ada lagi jiwanya yang dibelenggu, sebab kadang tidak hanya
satu jiwa yang diculik siluman tersebut dengan kembali melakukan tekhnik
scanning
2.
Peruqyah secara aktif membacakan ayat-ayat “serangan, pemutus buhul,
melindungi nafs pasien dll” untuk melepaskan buhul yang membelenggu nafs
pasien.
Tekhnik
ini memerlukan kerjasama pandangan mata bathin pasien dengan peruqyah,
lakukan dulu tekhnik pembentengan nafs pasien yang sudah saya jelaskan
di poin pertama.
Lalu
bacakan dan niatkan energi(kekuatan/daya) kalimat tammah (kalimat
sempurna/sakti yang pernah diajarkan malaikat Jibril pada Rasulullah
yang diserang oleh sekelompok jin ifrit yang membawa obor api (energi
api) disatu lapisan langit ketika israa’) untuk menghancurkan/ 2 jin
yang membelanggu nafs pasien.
Bacaannya yaitu :
A’uudzu biwaj’hillaahil kariim
Wa bikalimaatil laahit taammaatil latii laa yujaawizuhunna barrun wa laa faajirun
min syarri maa yanzilu minas’sama’i
Wa min syarri maaya’ ruju fiiha
Wa min syarri maa dzaro-a fiil ardhi
Wa min syarri ma yakh’ruju minhaa
Wa min fitanil laili wan nahaari
Wa min thowaariqil laili wan nahaari illa thooriqon
Yath’ruqu bikhoirin ya rahman.
Artinya
: “Aku berlindung pada Tuhan Yang Maha Pemurah dan berpegang teguh pada
kalimat-kalimatNYA yang sempurna yang tidak dapat diperangaruhi oleh
siapapun juga, baik orang taat maupun orang fasik, dari kejahatan yang
turun dari langit dan kejahatan yang naik ke langit, kejahatan yang ada
dimuka bumi dan kejahatan yang keluar dari bumi, kejahatan fitnah-fitnah
dan peristiwa yang membawa akibat buruk yang terjadi siang dan malam,
kecuali peristiwa yang membawa kebaikan, Ya Tuhan kami yang Maha Rahman
(Pengasih).”
Bacalah
berulang kali dengan konsentrasi dan fokus, suruh pasien melihat apa
yang terjadi. Jika pasien melihat 2 jin itu terbakar lanjutkan pembacaan
sampai 2 jin tersebut musnah/lebur.. jika sudah aman lalu panggil nafs
pasien dengan tekhnik pengembalian jiwa yang sudah saya jelaskan dipoin
pertama agar menyatu kembali dengan tubuh fisiknya.
Waspadai
kemungkinan ada lagi jiwanya yang dibelenggu, sebab kadang tidak hanya
satu jiwa yang diculik siluman tersebut dengan kembali melakukan tekhnik
scanning
3. Peruqyah dan pasien berdoa kepada Allah agar Allah Ta’ala menurunkan bala tentara malaikat untuk membebaskan nafs pasien.
Hanya diperlukan kepasrahan peruqyah dan pasien dan kehusyukan dalam berdoa,
Bacaannya adalah :
membaca Ta’awudz
- Membaca Shalawat nabi
- Peruqyah
berdoa dan diamini pasien :” Ya Allah, kami memohon bantuan kepada
Engkau Ya Allah untuk menyelamatkan nafs (sebutkan nama pasien) , Tiada
daya upaya kecuali pertolongan engkau ya Allah” bacalah beberapa kali
dengan khusuk dan diaminkan pasien
- Kemudian secara berulang-ulang bacalah Al-Anfal: 9-11 dan 12 disela-sela pembacaan ayat ulangi kembali doa yang sudah diucapkan begitu seterusnya sampai pertolongan Allah datang.
- Kondisikan pasien melaporkan apa yang dia lihat bagaimana bentuk pertolongan Allah itu datang.
4.Nafs Pasien menyelamatkan nafnya yang lain
Jika
pasien seorang pemberani, ketika penelusuran dan pasien melihat nafsnya
yang lain dibelenggu, maka lakukan tekhnik pembentengan (penjelasan
pada poin pertama) lalu kondisikan pasien untuk siap dalam pertempuran
alam ghoib: tekhniknya :
a. Pedang cahaya
bacalah
ayat “pedang” dan hembuskan ditangan pasien dengan niat memberikan
pedang cahaya pada nafs pasien. maka pasien akan melihat wujud pedang
itu lalu suruh pasien memegang pedang tersebut dan tebaskan
ketubuh/leher jin/siluman tersebut.
b. Api ayat kursi
bacakan
ayat kursi pada tangan pasien lalu hembuskan, niatkan pada tangan nafs
pasien ada seberkas api, lalu suruh nafs pasien melemparkan api tersebut
ke 2 jin itu
c. Panah Api
bacakan
surat Ash-shofat 1-10, pada bacaan ke 9 dan 10 ulangi beberapa kali
dengan niat memberikan panah api (berwujud seperti kilat petir dapat
berwarna merah, biru, putih atau hitam) lalu lemparkan kearah jin
tersebut
d. Kilat petir
bacakan
surat al-Mulk ayat 5 lalu hembuskan ketangan pasien dengan niat
memberikan kilatan patir lalu suruh pasien melemparkan kearah jin
tersebut
f. dan lain lain
Jika musuh sudah dikalahkan jangan buang waktu peruqyah
melakukan tekhnik pengembalian jiwa, sebab jika berlama-lama maka dapat
saja bala bantuan jin akan datang dan kita akan direpotkan oleh
pertempuran yang lebih membahayakan dan menyulitkan lagi.
5. Nafs peruqyah sendiri yang menyelamatkan nafs pasien
Saya
tidak rekomendasikan dan Allah Ta’ala belum memberikan taufiq pada diri
saya untuk menjelaskannya. Resikonya sangat besar, nafs peruqyah bisa
dijebak oleh bangsa jin hingga bisa terbelenggu, disakiti/dilukai,
bahkan nafs kita yang lain dapat
banyak terlepas jika kalah dalam pertempuran. Tiap lapisan Nafs punya
kesadaran sendiri dan dibawah kontrol Ruh kita, nafs-nafs(jiwa-jiwa
sekunder) lain dapat saja tanpa
kita inginkan dan sadari membantu nafs kita yang sedang bertempur, ini
kacau dan pernah saya alami dan saya tidak dapat mengontrolnya.saya
cukup trauma dan berfikir 1000 kali jika kembali menggunakan tekhnik
poin 4 ini.
Pada
tingkat lanjut dapat saja hanya dengan kekuatan niat, nafs pasien kita
arahkan menuju lokasi benda sihir yang telah menyihir pasien tersebut
lalu melakukan tekhnik pembakaran setelah melepaskan nafs pasien dari
belenggu siluman tersebut.
Jika
pasien jelas pandangannya minta dia untuk melihat apakah ada buhul yang
masih tersambung dalam dirinya, lalu lakukan penelusuran ujung buhul
yang tertencap dalam dirinya agar diketahui dimana pusat sihir itu
berada.
Lakukan
secara sabar tahapan tekhnik diatas jika salah satu tidak berhasil
lakukan tekhnik lain dan bisa menggabungkan beberapa tekhnik menjadi
satu kesatuan. Jika berhasil menyelamatkan nafs pasien hentikan dahulu
“penelusuran” dan jangan banyak melakukan eksperimen sebelum benar-benar
pengalaman dengan beragam tekhnik yang sudah saya ajarkan dan memahami
seluk beluk alam ghoib, sebab tingkat bahayanya besar.
Diposkan oleh Perdana Akhmad, S.Psi di 14.26
Pengalaman
perukyah membebaskan jiwa (Nafs) yang disandera Jin seperti diatas
menunjukan pada kita perlunya kita waspada dan hati hati menjaga nafs
kita sendiri. Jiwa yang kuat dan bersih tidak mudah dikuasai oleh setan
dan jin, jiwa yang lemah dan kotor dapat dikuasai setan dan jin dengan
mudah
Allah telah mengingatkan semua ini dalamsurat As Syamsy ayat 9-10
9.
sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, 10. dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (As Syamsy 9-10)
salam chaling