“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan
takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat
menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya
sedikit pun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah
sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu
(syaitan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah.” (QS. Luqman [31]:
33)
Kehidupan dunia hanya kesenangan sementara, namun banyak yang tidak
selamat pada jebakan itu. Nafsu menjadi pengendali hidupnya, hingga
tidak pernah ada kepuasan atas apa yang dimiliki. Semua selalu kurang
dalam pandangannya.
Mengapa hanya karena untuk memenuhi kebutuhan dunia, manusia rela
mengorbankan waktu, tenaga, fikiran? Seolah-olah dunia adalah segalanya?
Penyebabnya karena dunia dianggap penting! Semakin orang menganggap
penting suatu perkara, maka semakin besar pula pengorbanan untuk
mencapai hal tersebut. Demikian pula dengan kehidupan duniawi, hingga
ibadah pun biasa saja, sekadar luput dari kewajiban.
Sebagai contoh, banyak orang menunda panggilan muadzin untuk bersegera
melakukan shalat, hanya karena rapat belum selesai. Itu terjadi karena
rapat dianggap lebih penting daripada shalat. Betapa sombongnya kita
seolah-olah kehidupan ditentukan oleh kita lewat rapat tersebut.
Seolah-olah tahu yang akan terjadi, dan semuanya tergantung pada ikhtiar
kita. Padahal, segala sesuatu itu terjadi mutlak kehendak Allah yang
Maha Menentukan.
Banyak orang yang menggantungkan hidupnya pada ikhtiar, ilmu, tenaga
dan kecerdasannya, lupa kepada sang Maha Pemberi Segalanya. Kejayaan
dunia, harta dan tahta menjadi tolak ukur kemuliaan dalam hidup. Hatinya
telah tertutup dengan silaunya dunia, sebagaimana firman Allah SWT
dalam surah al-baqarah [2]: 212): “Kehidupan dunia dijadikan indah dalam
pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang
beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada
mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang
dikehendaki-Nya tanpa batas.”
Cukuplah Allah segala-galanya bagi kita, Ia Maha Tahu yang terbaik bagi
kita. Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Kasih dan
Sayang. Insya Allah, bagaimanapun banyaknya masalah yang dihadapi namun
bagi orang yang hatinya sudah mantap kepada Allah, tidak ada gentar
ataupun takut. Allah telah memberikan ketenangan hati padanya dan solusi
dari jalan yang tidak disangka-sangka serta dibukakan hikmah dari
setiap kejadian. Semoga kita selalu mendekatkan diri kepada-Nya dan
menjadi pecinta Allah sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar