Engkau bebas merdeka dari segala sesuatu yang tidak engkau butuhkan dan engkau tetap menjadi hamba kepada yang engkau harapkan (inginkan).
(Imam Ibnu Atha'ilah)
Keinginan itu karunia Allah yang mahal
harganya. Tanpa keinginan, kita tidak akan memiliki semangat. Tanpa
semangat, kita tidak akan pernah sukses menjalani hidup. Mengapa Allah
Azza wa Jalla menciptakan keinginan?
Sebenarnya, Allah Mahatahu keinginan
kita. Bahkan apa yang Allah karuniakan jauh lebih banyak daripada yang
kita inginkan, tanpa diminta pula. Allah menciptakan keinginan,
hakikatnya adalah untuk menguji kita.
Apakah dengan keinginan tersebut kita akan semakin dekat dengan Allah, atau semakin jauh. Di sinilah pentingnya memenej keinginan. Alih-alih mendatangkan kebaikan, keinginan nafsu yang selalu diperturutkan malah akan menghancurkan.
Apakah dengan keinginan tersebut kita akan semakin dekat dengan Allah, atau semakin jauh. Di sinilah pentingnya memenej keinginan. Alih-alih mendatangkan kebaikan, keinginan nafsu yang selalu diperturutkan malah akan menghancurkan.
Saudaraku, sebaik-baik keinginan adalah
yang disukai Allah. Inginnya saja sudah berpahala, ikhtiar untuk
mendapatkannya menjadi amal saleh, dan saat mendapatkannya menjadi
keuntungan. Tidak akan pernah rugi orang yang menjadikan Allah sebagai
orientasi keinginannya.
Karena itu, syarat utama agar keinginan
membawa kebaikan dunia akhirat adalah mencocokkan keinginan kita dengan
kehendak Allah. Setiap kali memiliki keinginan, bertanyalah selalu,
apakah keinginan ini cocok tidak dengan kehendak Allah? Kalau cocok
lanjutkan. Kalau tidak hentikan.
Ternyata keinginan saja tidak cukup.
Perlu dibuat lebih detail agar tidak melenceng dari jalan Allah dan kita
pun lebih fokus menggapainya.
Misal, kita ingin memiliki perusahaan. Itu baik, namun perusahaan apa?
Perusahaan penerbitan majalah. Itu juga baik, namun majalah apa? Ada banyak pilihan, ada majalah Islami, ada majalah olahraga, ada majalah pendidikan, ada majalah hiburan, ada pula majalah porno. Di sini keimanan kita uji, apakah akan memperturutkan hawa nafsu ataukah menyelaraskan dengan kehendak Allah.
Misal, kita ingin memiliki perusahaan. Itu baik, namun perusahaan apa?
Perusahaan penerbitan majalah. Itu juga baik, namun majalah apa? Ada banyak pilihan, ada majalah Islami, ada majalah olahraga, ada majalah pendidikan, ada majalah hiburan, ada pula majalah porno. Di sini keimanan kita uji, apakah akan memperturutkan hawa nafsu ataukah menyelaraskan dengan kehendak Allah.
Setelah keinginan (niat) kita lurus di
jalan Allah, langkah selanjutnya adalah mengoptimalkan potensi diri
untuk menggapai keinginan tersebut.
Lakukan ikhtiar sebaik mungkin dengan landasan 5 AS, yaitu
Lakukan ikhtiar sebaik mungkin dengan landasan 5 AS, yaitu
- kerja kerAS,
- kerja cerdAS,
- kerja tuntAS, dan
- kerja ikhlAS, sehingga
- karya kita berkualitAS.
Setelah itu barulah kita
bertawakal kepada Allah. Serahkan hasil ikhtiar kita kepada Allah
sepenuhnya. Jadi, luruskan niat, optimalkan ikhtiar dan bulatkan hati
kepada Allah. Insya Allah, keinginan tersebut akan membawa nilai tambah
dunia akhirat.
Saudaraku, Aa kadang berpikir, mengapa
sebagian misionaris demikian tangguh menyebarkan agamanya. Mereka
sanggup hidup berbulan-bulan di hutan dengan fasilitas seadanya.
Mendatangi suku-suku terasing atau memasuki tempat-tempat kumuh.
Ternyata, kekuatan mereka terletak pada "keinginan" untuk mengabdi kepada Tuhannya. Prinsip mereka, "Apa yang telah saya lakukan untuk Allah; apa yang tengah kita lakukan untuk Allah; dan apa yang akan kita lakukan untuk Allah". Inilah kekuatan luar biasa. Kekuatan yang bisa menjadikan orang lemah menjadi kuat, orang takut menjadi berani.
Kita, tampaknya, harus mulai
mengevaluasi diri. Jangan-jangan amal yang kita lakukan tidak dilakukan
karena Allah, namun karena nafsu. Sehingga apa yang kita lakukan kurang
berbekas. Yang tak kalah penting, mulailah memenej keinginan. Jangan
terlalu banyak keinginan. Cukup satu saja:
"Ingin dicintai Allah". Jadilah orang dengan predikat PCA (Pemburu Cinta Allah).
"Ingin dicintai Allah". Jadilah orang dengan predikat PCA (Pemburu Cinta Allah).
Bagaimana caranya? Kejar dan lakukan amal-amal yang disukai Allah. Sebab, semakin kita bersungguh-sungguh mendekat kepada Allah, maka Allahakan lebih bersungguh-sungguh lagi dekat dengan kita. Allah sesuai prasangka hamba-Nya. Allah mencintai Mukmin penyayang, maka jadilah manusia yang penuh kasih sayang. Allah mencintai shalat berjamaah di masjid, maka kejarlah shalat tepat waktu di masjid. Allah mencintai orang dermawan, maka berjuanglah untuk menjadi orang dermawan. Wallaahu a'lam.
salam
chaling....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar