Teori-teori Albert Bandura banyak diaplikasikan dalam pendidikan terutama pada pembelajaran sosial (social learning theory).
Teori pembelajaran sosial ini pada awalnya dinamakan sebagai “Teori
Kognitif Sosial” oleh Bandura sendiri (Moore, 2002). Teori pembelajaran
sosial menyatakan bahwa faktor-faktor sosial, kognitif dan tingkah laku
memainkan peranan penting dalam pembelajaran (Santrock, 2001). Faktor
kognitif akan mempengaruhi wawasan pelajar tentang pemahaman; sementara
faktor sosial, termasuk perhatian pelajar tentang tingkah laku dan
imitasi ibu bapaknya, akan mempengaruhi tingkah laku pelajar tersebut.
Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan
oleh Albert Bandura menjelaskan bahwa faktor sosial dan kognitif serta
faktor pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor
kognitif berupa ekspektasi/penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan,
faktor sosial mencakup pengamatan siswa terhadap perilaku orangtuanya.
Bandura adalah salah satu perancang teori kognitif sosial.
Teori pembelajaran sosial menjelaskan perilaku manusia dalam hal
interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku,
dan pengaruh lingkungan. Orang belajar melalui pengamatan perilaku orang
lain, sikap, dan hasil dari perilaku tersebut. “Kebanyakan perilaku
manusia dipelajari observasional melalui pemodelan yaitu dari mengamati
orang lain. Kemudian hasilnya berfungsi sebagai panduan untuk
bertindak.”
Menurut Bandura ketika siswa belajar mereka dapat merepresentasikan atau
mentrasformasi pengalaman mereka secara kognitif. Bandura mengembangkan
model deterministik resipkoral yang terdiri dari tiga faktor utama
yaitu perilaku, person/kognitif dan lingkungan. Faktor ini bisa saling
berinteraksi dalam proses pembelajaran. Faktor lingkungan memengaruhi
perilaku, perilaku memengaruhi lingkungan, faktor person/kognitif
memengaruhi perilaku. Faktor person Bandura tak punya kecenderungan
kognitif terutama pembawaan personalitas dan temperamen. Faktor kognitif
mencakup ekspektasi, keyakinan, strategi pemikiran dan kecerdasan.
Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasaan merespons) dan imitation (peniruan).
Conditioning. Prosedur belajar dalam mengembangkan
perilaku sosial dan moral pada dasarnya sama dengan prosedur belajar
dalam mengembangkan perilaku-perilaku lainnya, yakni dengan; reward (hadiah), punishment (hukuman). Dasar pemikirannya, sekali seorang mempelajari perbedaan antara perilaku-perilaku yang menghasilkan ganjaran (reward) dengan perilaku-perilaku yang mengakibatkan hukuman (punishment), sehingga dia bisa memutuskan sendiri perilaku mana yang akan dia perbuat.
Imitation (peniruan). Dalam hal ini, orang tua dan guru
diharapkan memainkan peran penting sebagai seorang model/tokoh yang
dijadikan contoh berperilaku sosial dan moral. Kualitas kemampuan
peserta didik dalam melakukan perilaku social hasil pengamatan terhadap
model tersebut, antara lain bergantung pada ketajaman persepsinya
mengenai ganjaran dan hukuman yang berkaitan dengan benar dan salahnya
perilaku yang ia tiru dari model tadi. Selain itu, tingkat kualitas
imitasi tersebut juga bergantung pada persepsi peserta didik “siapa “
yang menjadi model. Maksudnya, semakin piawai dan berwibawa seorang
model, semakin tinggi pula kualitas imitasi perilaku sosial dan moral
peserta didik tersebut. Jadi dalam pembelajaran sosial, anak belajar
karena contoh lingkungan. Interaksi antara anak dengan lingkungan akan
menimbulkan pengalaman baru bagi anak-anak.
Menurut Bandura, proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang
lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan
perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang
berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan.
Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar
sosial jenis ini. Contohnya, seseorang yang hidupnya dan dibesarkan di
dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain judi,
atau sebaliknya menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik.
Teori belajar sosial kadang-kadang disebut jembatan antara behavioris
dan teori pembelajaran kognitif karena meliputi perhatian, memori, dan
motivasi. Teori ini terkait dengan Social Development Theory and Lave’s Vygotsky di mana ketika belajar juga menekankan pentingnya pembelajaran sosial.
Sumber:
Joko Winarto. 2011. Teori Belajar Sosial Albert Bandura (online). http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-belajar-sosial-albert-bandura/
http://lenterakecil.com/teori-belajar-sosial-menurut-bandura/
http://www.psychologymania.com/2011/11/albert-bandura-tokoh-pembelajaran.html
Joko Winarto. 2011. Teori Belajar Sosial Albert Bandura (online). http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-belajar-sosial-albert-bandura/
http://lenterakecil.com/teori-belajar-sosial-menurut-bandura/
http://www.psychologymania.com/2011/11/albert-bandura-tokoh-pembelajaran.html
Sumber gambar: http://01.edu-cdn.com/files/static/g/pcl_0001_0001_0_img0016.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar