Demam Korea (Korean Wave/K-Wave) atau
Hallyu Wave, berhasil menyapu bersih seantero bumi tanpa pandang bulu,
baik pria-wanita, tua-muda, kaya-miskin, negara maju-dunia ketiga,
termasuk Indonesia. K-pop, K-drama, K-style menjadi trend, bukan cuma
di kawasan kota besar, tapi juga menular sampai ke pelosok daerah.
Keluarga muslim pun terancam terjangkit demam Korea.
Keluarga muslim harus mewaspadai adanya unsur negatif dari budaya asing ini. Terutama hoby operasi plastik (oplas) untuk mendapatkan kecantikan sempurna dalam waktu singkat. Berdasarkan data dari departemen kesehatan Korea Selatan (Korsel), hampir 99% artis dan 65% wanita biasa melakukan oplas.
Standar kecantikan Korea adalah standar kecantikan ala barat/kecantikan boneka, yaitu bentuk wajah V-line, mata besar almond, hidung lancip mancung, serta dahi yang bervolume dan tinggi. Trend ini sangat menjamur. Bahkan timbul opini: “mending miskin daripada jelek”, “kecantikan itu bukan diturunkan tapi diciptakan”, bahkan “orang yang rupawan lebih banyak dapat kesempatan kerja dibanding orang jelek/biasa”.
Kaum muslimin harus bersikap kritis, tidak boleh begitu saja menjiplak gaya hidup mereka. Jika tidak, maka tak lama lagi oplas akan menjadi trend kecantikan di negeri ini. Bagaimanakah oplas menurut pandangan Islam?
Keluarga muslim harus mewaspadai adanya unsur negatif dari budaya asing ini. Terutama hoby operasi plastik (oplas) untuk mendapatkan kecantikan sempurna dalam waktu singkat. Berdasarkan data dari departemen kesehatan Korea Selatan (Korsel), hampir 99% artis dan 65% wanita biasa melakukan oplas.
Standar kecantikan Korea adalah standar kecantikan ala barat/kecantikan boneka, yaitu bentuk wajah V-line, mata besar almond, hidung lancip mancung, serta dahi yang bervolume dan tinggi. Trend ini sangat menjamur. Bahkan timbul opini: “mending miskin daripada jelek”, “kecantikan itu bukan diturunkan tapi diciptakan”, bahkan “orang yang rupawan lebih banyak dapat kesempatan kerja dibanding orang jelek/biasa”.
Kaum muslimin harus bersikap kritis, tidak boleh begitu saja menjiplak gaya hidup mereka. Jika tidak, maka tak lama lagi oplas akan menjadi trend kecantikan di negeri ini. Bagaimanakah oplas menurut pandangan Islam?
Fakta Oplas di Korsel
Budaya oplas banyak menimbulkan dampak negatif. Seseorang hanya dinilai dari fisiknya saja. Kebaikan hati, kecerdasan, apalagi ketakwaan seolah tidak ada artinya. Wanita Korsel terkenal akan kesombongannya. Mereka merendahkan wanita pendatang yang dianggap memiliki wajah pas-pasan.
Banyak tekanan yang selalu menyoroti fisik wanita pendatang. Akibatnya, ada pengajar yang rela kelaparan agar berat badannya turun dan tidak dihina lagi. Ia sampai kekurangan nutrisi dan tubuhnya menggigil. Dalam keadaan seperti itu, muridnya justru memberikan selebaran iklan oplas.
Para pendatang kesulitan mencari kosmetik yang cocok bagi mereka. Karena mayoritas penduduk telah melakukan oplas, akibatnya kebutuhan kosmetik mereka hampir sama.
Budaya oplas banyak menimbulkan dampak negatif. Seseorang hanya dinilai dari fisiknya saja. Kebaikan hati, kecerdasan, apalagi ketakwaan seolah tidak ada artinya. Wanita Korsel terkenal akan kesombongannya. Mereka merendahkan wanita pendatang yang dianggap memiliki wajah pas-pasan.
Banyak tekanan yang selalu menyoroti fisik wanita pendatang. Akibatnya, ada pengajar yang rela kelaparan agar berat badannya turun dan tidak dihina lagi. Ia sampai kekurangan nutrisi dan tubuhnya menggigil. Dalam keadaan seperti itu, muridnya justru memberikan selebaran iklan oplas.
Para pendatang kesulitan mencari kosmetik yang cocok bagi mereka. Karena mayoritas penduduk telah melakukan oplas, akibatnya kebutuhan kosmetik mereka hampir sama.
Kekacauan oplas menciptakan wajah-wajah
yang sama. 20 finalis kontes kecantikan Korsel tahun ini berwajah mirip,
seperti hasil kloning. Mereka memiliki bentuk mata, hidung, dan rahang
yang hampir serupa. Tak ada lagi kecantikan yang khas dari mereka.
Begitu juga dengan artis pria. Jika diperhatikan dengan seksama,
ternyata ada 15 artis pria Korsel yang berwajah mirip.
Kecantikan hasil karya oplas memang sempurna, tetapi menghilangkan individualitas dan keunikan. Cantik tak lagi bersifat relatif. Padahal tanpa oplas, kerupawanan itu sangat beragam dan mudah dibedakan.
Kemudahan oplas membuat banyak wanita Korsel tidak lagi memiliki kecantikan alami. Wanita-wanita tua sering mengeluh tentang gadis muda mereka yang tidak lagi terlihat seperti gadis Korea.
Voucher oplas telah menjadi investasi masa depan bagi masyarakat Korea, sehingga kedudukannya sama seperti menabung untuk pendidikan di masa depan. Tanpa peduli risiko kesehatan di masa depan, anak-anak sudah dibiasakan menjalani permak wajah dan tubuh sejak kecil.
Cantik dengan oplas telah menjadi obsesi masyarakat Korea. Secara psikologis, keinginan untuk mempercantik diri ini tak bisa menemui titik kepuasan. Seperti Han Mioku yang terobsesi dengan oplas sejak operasi pertamanya pada usia 28 tahun. Han terus berusaha menyempurnakan kecantikannya, hingga dokter harus menolak menyuntikkan silikon pada wajahnya dengan alasan kesehatan. Mantan model ini pun nekat menyuntik wajahnya sendiri dengan silikon illegal dan minyak goreng. Wajah Han pun rusak dan tak bisa kembali seperti semula.
Oplas tidak bisa menurunkan DNA kerupawanan kepada anaknya. Di China, seorang suami menyeret istrinya ke pengadilan karena memiliki anak yang jelek. Padahal, tujuan suami menikahi isterinya yang cantik itu adalah untuk mendapatkan keturunan yang rupawan. Akhirnya, istrinya mengaku telah menghabiskan sekitar £ 62.000 untuk oplas di Korsel, yang berhasil mengubah penampilannya secara drastis. Dia menyudahi oplas sebelum bertemu dengan suaminya, dan dia tidak pernah bercerita tentang hal itu setelah mereka bertemu.
Hukum Oplas dalam Islam
Oplas (jirahah at-tajmil) adalah operasi bedah untuk memperbaiki penampilan satu anggota tubuh yang nampak, atau untuk memperbaiki fungsinya ketika anggota tubuh itu berkurang, hilang/lepas, atau rusak.
Oplas ada dua macam. Pertama, oplas tanpa ada unsur kesengajaan untuk pengobatan dari aib (cacat) yang ada di badan. Baik karena cacat dari lahir (bawaan) (bibir sumbing, jari tangan atau kaki yang berlebih), atau penyakit yang bisa merubah sebagian anggota badan (lepra/kusta, TBC, luka bakar pada wajah akibat siraman air panas). Walaupun hasilnya nanti bisa menjadi lebih indah dari sebelumnya, hukumnya mubah.
Nabi Saw bersabda, “Tidaklah Allah Swt. menurunkan wabah/penyakit kecuali Allah Swt. juga menurunkan obat penawarnya” (H.R. Bukhari). Ada beberapa orang Arab bertanya kepada Rasulullah Saw.: ”Wahai Rasulullah, apakah kami harus mengobati (penyakit kami), Rasulullah menjawab, “Obatilah. Wahai hamba-hamba Allah lekaslah kalian berobat, karena sesungguhnya Allah tidak menurunkan satu penyakit, kecuali diturunkan pula obat penawarnya. Kecuali satu yang tidak bisa diobati lagi”, mereka pun bertanya,”Apakah itu wahai Rasul?”, Rasulullah menjawab, “Penyakit Tua” (H.R At-Turmudzi).
Oplas bisa menjadi wajib hukumnya, jika menyebabkan kematian. Allah Swt. berfirman, “dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (Q.S Al-Baqarah: 195). “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (Q.S An-Nisaa’: 29).
Kedua, oplas yang dilakukan dengan sengaja. Yaitu bukan karena penyakit bawaan atau kecelakaan, tetapi atas keinginan sendiri untuk menambah keindahan dan mempercantik diri. Terdapat unsur pemalsuan dan penipuan yang haram hukumnya. Negatifnya lebih banyak dari manfaatnya dan bahaya yang akan terjadi sangat besar. Jika operasi itu gagal, bisa menyebabkan kerusakan anggota badan bahkan kematian.
Kecantikan hasil karya oplas memang sempurna, tetapi menghilangkan individualitas dan keunikan. Cantik tak lagi bersifat relatif. Padahal tanpa oplas, kerupawanan itu sangat beragam dan mudah dibedakan.
Kemudahan oplas membuat banyak wanita Korsel tidak lagi memiliki kecantikan alami. Wanita-wanita tua sering mengeluh tentang gadis muda mereka yang tidak lagi terlihat seperti gadis Korea.
Voucher oplas telah menjadi investasi masa depan bagi masyarakat Korea, sehingga kedudukannya sama seperti menabung untuk pendidikan di masa depan. Tanpa peduli risiko kesehatan di masa depan, anak-anak sudah dibiasakan menjalani permak wajah dan tubuh sejak kecil.
Cantik dengan oplas telah menjadi obsesi masyarakat Korea. Secara psikologis, keinginan untuk mempercantik diri ini tak bisa menemui titik kepuasan. Seperti Han Mioku yang terobsesi dengan oplas sejak operasi pertamanya pada usia 28 tahun. Han terus berusaha menyempurnakan kecantikannya, hingga dokter harus menolak menyuntikkan silikon pada wajahnya dengan alasan kesehatan. Mantan model ini pun nekat menyuntik wajahnya sendiri dengan silikon illegal dan minyak goreng. Wajah Han pun rusak dan tak bisa kembali seperti semula.
Oplas tidak bisa menurunkan DNA kerupawanan kepada anaknya. Di China, seorang suami menyeret istrinya ke pengadilan karena memiliki anak yang jelek. Padahal, tujuan suami menikahi isterinya yang cantik itu adalah untuk mendapatkan keturunan yang rupawan. Akhirnya, istrinya mengaku telah menghabiskan sekitar £ 62.000 untuk oplas di Korsel, yang berhasil mengubah penampilannya secara drastis. Dia menyudahi oplas sebelum bertemu dengan suaminya, dan dia tidak pernah bercerita tentang hal itu setelah mereka bertemu.
Hukum Oplas dalam Islam
Oplas (jirahah at-tajmil) adalah operasi bedah untuk memperbaiki penampilan satu anggota tubuh yang nampak, atau untuk memperbaiki fungsinya ketika anggota tubuh itu berkurang, hilang/lepas, atau rusak.
Oplas ada dua macam. Pertama, oplas tanpa ada unsur kesengajaan untuk pengobatan dari aib (cacat) yang ada di badan. Baik karena cacat dari lahir (bawaan) (bibir sumbing, jari tangan atau kaki yang berlebih), atau penyakit yang bisa merubah sebagian anggota badan (lepra/kusta, TBC, luka bakar pada wajah akibat siraman air panas). Walaupun hasilnya nanti bisa menjadi lebih indah dari sebelumnya, hukumnya mubah.
Nabi Saw bersabda, “Tidaklah Allah Swt. menurunkan wabah/penyakit kecuali Allah Swt. juga menurunkan obat penawarnya” (H.R. Bukhari). Ada beberapa orang Arab bertanya kepada Rasulullah Saw.: ”Wahai Rasulullah, apakah kami harus mengobati (penyakit kami), Rasulullah menjawab, “Obatilah. Wahai hamba-hamba Allah lekaslah kalian berobat, karena sesungguhnya Allah tidak menurunkan satu penyakit, kecuali diturunkan pula obat penawarnya. Kecuali satu yang tidak bisa diobati lagi”, mereka pun bertanya,”Apakah itu wahai Rasul?”, Rasulullah menjawab, “Penyakit Tua” (H.R At-Turmudzi).
Oplas bisa menjadi wajib hukumnya, jika menyebabkan kematian. Allah Swt. berfirman, “dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (Q.S Al-Baqarah: 195). “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (Q.S An-Nisaa’: 29).
Kedua, oplas yang dilakukan dengan sengaja. Yaitu bukan karena penyakit bawaan atau kecelakaan, tetapi atas keinginan sendiri untuk menambah keindahan dan mempercantik diri. Terdapat unsur pemalsuan dan penipuan yang haram hukumnya. Negatifnya lebih banyak dari manfaatnya dan bahaya yang akan terjadi sangat besar. Jika operasi itu gagal, bisa menyebabkan kerusakan anggota badan bahkan kematian.
Contohnya, oplas anggota badan (telinga,
mata, alis, bibir, dahi, pipi, dagu, hidung, perut, payudara, bokong),
dengan cara ditambah, dikurang atau dibuang, supaya terlihat cantik.
Atau oplas supaya menjadi lebih muda dari usia yang sebenarnya, dengan
cara menarik kerutan di wajah, lengan, pantat, tangan, atau alis.
Allah berfirman, “Allah telah melaknatnya. Setan berkata, “Sungguh akan kutarik bagian yang ditentukan dari hamba-hambaMu, dan sungguh akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong mereka, dan aku suruh mereka memotong telinga binatang ternak lalu mereka benar-benar memotongnya, dan aku akan suruh mereka (merubah ciptaan Allah), lalu mereka benar-benar merubahnya. dan barangsiapa yang menjadikan setan sebagai pelindung maka sungguh dia telah merugi dengan kerugian yang nyata” (Q.S An-Nisaa’:118-119).
Rasulullah bersabda: ”Allah melaknat wanita-wanita yang mentato dan yang meminta untuk ditatokan, yang mencukur (menipiskan) alis dan yang meminta dicukur, yang mengikir gigi supaya kelihatan cantik dan merubah ciptaan Allah.” (H.R Bukhari).
Dari Asma ra, bahwa ada seorang perempuan yang mendatangi Rasulullah Saw dan berkata, ”Wahai
Rasululllah, dua orang anak perempuan ku akan menjadi pengantin, akan
tetapi ia mengadu kepadaku bahwa rambutnya rontok, apakah berdosa jika
aku sambung rambutnya?”, maka Rasulullah pun menjawab, “Sesungguhnya
Allah melaknat perempuan yang menyambung atau minta disambungkan
(rambutnya).” Sekarang disebut konde atau wig. Allah berfirman, “Allah telah melaknatnya. Setan berkata, “Sungguh akan kutarik bagian yang ditentukan dari hamba-hambaMu, dan sungguh akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong mereka, dan aku suruh mereka memotong telinga binatang ternak lalu mereka benar-benar memotongnya, dan aku akan suruh mereka (merubah ciptaan Allah), lalu mereka benar-benar merubahnya. dan barangsiapa yang menjadikan setan sebagai pelindung maka sungguh dia telah merugi dengan kerugian yang nyata” (Q.S An-Nisaa’:118-119).
Rasulullah bersabda: ”Allah melaknat wanita-wanita yang mentato dan yang meminta untuk ditatokan, yang mencukur (menipiskan) alis dan yang meminta dicukur, yang mengikir gigi supaya kelihatan cantik dan merubah ciptaan Allah.” (H.R Bukhari).
Kesimpulan
Oplas untuk mempercantik diri hukumnya haram. Keluarga muslim banyak bersyukur terhadap ciptaan Allah Swt. Allah Swt berfirman: “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya “ (QS At Tin: 4).
Keluarga muslim berlomba-lomba meningkatkan ketaqwaan, bukan kecantikan. Allah berfirman: “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu”. (QS Al-Hujarat: 13).
CHALING..
dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar