Jika memahami suatu masalah itu sebagai loncatan, maka kemunculannya akan membuat kita berpikir keras, introspeksi diri, dan pada gilirannya kan melahirkan inovasi baru untuk berbuat lebih baik lagi. Secara psikologis, kita akan semakin dewasa dalam menghadapi kehidupan. Kian deras masalah yang kita hadapi, semakin dewasalah kita dalam menyikapi hidup ini. Setiap masalah sebenarnya adalah cobaan untuk meningkatkan kualitas diri kita dan kadar kesabaran di dalam menyelesaikan masalah yang kita hadapi, atau sebagai peringatan dari Allah SWT karena jalan yang kita tempuh tidak sesuai dengan apa yang diperintahkanNya. Namun, sayang tidak semua orang bisa memahami hal itu. Banyak yang menganggap masalah yang dihadapinya sebagai kutukan, laknat, dang menganggap hal itu merupakan hal biasa yang tidak harus dipikirkan. Sebagai contoh, limbah pabrik Newmont di teluk Buyat, banjir yang menimpa ibu kota Indonesia dan sekitarnya, gempa bumi, longsor, tsunami, Banjit Lapindo dan lain-lain. Tak jarang yang mencari kambing hitam sebagai pembenaran dari sikap yang salah. Bahkan menjadi frustasi dan merasa bosan dengan kehidupan yang tidak berpihak pada dirinya. Akhirnya menjadi pesimis, putus asa dan berhenti berjuang yang akhirnya menjadi sampah masyarakat.
Padahal setiap detik adalah kehidupan baru yang
juga memberikan harapan baru. Semuanya anugrah kepada kita agar kita
dapat introspeksi diri, tidak ada kata terlambat untuk memulai yang
baik. Sebaliknya, hidup terlalu sayang jika terus berfikir negatif dan
menyesal sepanjang hari tanpa mencari penyelesaian dari masalahnya.
Merubah kegagalan menjadi kesuksesan
Kesedihan, kekecewaan, frustasi, rasa bosan, dan
kemalangan adalah kata-kata yang bersinonim dengan kegagalan. Berbagai
kegagalan memenuhi sudut-sudut kehidupan. Gagal dalam berkarir, studi,
menjalin cinta kasih, gagal dalam meraih cita-cita, dan yang lain
sebagainya. Semua akrab dengan kehidupan manusia. Menurut Islam, setiap
kegagalan adalah musibah, bisa juga berarti cobaan dan ujian (Al-Baqarah: 156).
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa orang yang selalu memotifasi
diri dari kegagalan, mereka itulah orang yang sabar dan sebagai calon
orang-orang yang sukses di masa yang akan datang.
Ketakutan terhadap suatu kegagalan bisa
menghancurkan orang yang mempunyai prospek yang baik. Kegagalan
sebenarnya bukan merupakan hal yang buruk, yang buruk adalah mereka yang
tidak pernah mencobanya sama sekali dan berhenti berjuang dan mudah
putus asa.
Sneca pernah berkata: "Pujilah orang-orang yang melakukan hal-hal yang besar kendati pun mereka gagal,".
Dan orang yang tidak pernah gagal atau orang yang tidak pernah
melakukan kesalahan adalah orang yang tidak pernah berbuat apapun.
Kesuksesan adalah sebuah paket, dan bagian dari paket itu adalah
kegagalan. Panadangan bahwa orang yang sukses adalah orang yang tidak
pernah gagal adalah pandangan yang keliru. Orang yang sukses adalah
orang yang tidak pernah berpikir dirinya kalah. Ketika ia gagal, maka ia
bangkit kembali. Kemudian belajar dari kesalahan dan bergerak maju
menuju inovasi yang lebih baik. Maka tindakan konstruktif adalah lebih
baik daripada tindakan yang destruktif.
Elburt Hubbard mengatakan: "Orang yang gagal adalah orang yang melakukan kesalahan tetapi tidak mengambil hikmah dari pengalaman tersebut,".
Dan tindakan yang harus dilakukan ketika kegagalan menimpa adalah
meyakinkan pada diri bahwa pasti ada jalam keluar untuk menuju sukses
kembali. Semua fikiran bersifat magnetis, ketika kita mengatakan "saya
kalah" maka fikiran negatif menyerbu ikut meyakinkan, kita memang sudah
kalah. Tetapi ketika kita yakin pasti akan ada solusi yang lain, maka
pikiran menyerbu membantu memecahkan masalah dan mencari solusinya. Para
psikolog mengatakan "Seorang pencandu alkohol sudah ditakdirkan terus
kecanduan hingga ia percaya dapat mengalahkan kecanduan,"
Allan Loy Mc Ginnin dalam bukunya Bringging out the Best in People mengatakan "Ketakutan
terhadap suatu kegagalan bisa mematahkan semangat seseorang, maka
ciptakan kegagalan, karena bukanlah sesuatu yang fatal".
Kegagalan tidak terlepas dari kehidupan, mereka
yang lari dari suatu kegagalan adalah mereka yang lari dari kehidupan.
Cara terbaik menghadapi kegagalan adalah belajar dari kegagalan itu agar
tidak terulang kembali dan meneruskan untuk terus berjuang.
Tidak ada jalan pintas untuk menuju kesuksesan.
Kesuksesan akan datang kepada mereka yang berusaha mendapatkannya bukan
kepada mereka yang mengharapkannya. Jangan pernah putus asa, karena yang
mudah putus asa tidak pernah sukses dan orang sukses tidak pernah putus asa (QS. Yusuf: 87) wallahu a'lamu bisshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar