Salah satu proses belajar kita ketika
kecil adalah belajar berjalan. Mungkin ketika ulang tahun pertama, anda
mulai belajar berjalan - kemudian anda pun terjatuh dan anda pun
terjatuh berulang kali sampai pada akhirnya anda dapat berjalan dengan
lancar dan sampai sekarang anda tidak pernah merasa gagal belajar
berjalan dalam kehidupan saat ini.
Saya yakin, anda dapat mengingat sebagai orang dewasa suatu kejadian dimana anda gagal satu atau dua kali kemudian anda menyerah. Jadi apa bedanya dengan ketika anda belajar berjalan?
Jawabannya adalah “ANDA TIDAK MENGENAL KONSEP KEGAGALAN”.
Ingatkah anda? Orang tua anda meyakinkan
bahwa anda bisa melakukannya jika terus berusaha dan mereka selalu
mendampingi anda untuk mendorong anda. Setiap Keberhasilan diakhiri
dengan kegembiraan dan tepukan, yang memompa diri anda untuk lebih
berhasil lagi.
Seringkali, semua berawal dari suatu kejadian di sekolah dimana guru bertanya, “Siapa yang bisa menjawab pertanyaan ini?”
dan dengan penuh semangat anda mengangkat tangan bahkan sampai
melompat-lompat supaya guru menunjuk anda. Kemudian guru pun menunjuk
anda dan anda menjawab dengan keras dan lantang. Tapi kemudian guru anda
bilang, “Kamu SALAH, Saya heran melihat kamu”.
Akhirnya benih-benih keraguan pun mulai muncul. Anda merasa malu. Bagi banyak orang, inilah awal terciptanya citra diri yang negatif.
“Masalah adalah harta yang terbalut dengan penderitaan”
Setelah dewasa, akan
sangat baik apabila kita belajar untuk memaknai kegagalan dengan
positif. Sebuah berlian tidak akan pernah menjadi berlian yang indah
apabila tidak melalui proses yang sangat panjang dan menyakitkan. Sebuah
kayu tidak akan menjadi kayu yang halus tanpa dipasrah ataupun diamplas
terlebih dahulu. Jadi bersyukurlah apabila anda masih memiliki masalah.
Karena tidak ada pelaut handal yang dilahirkan di laut yang tenang.
Sangatlah penting
untuk mengajarkan konsep memaknai kegagalan ini pada putra dan putri
kita. Banyak sekali kejadian yang menimpa mereka karena mereka tidak
bisa menerima kegagalan. Salah satu contoh paling gamblang adalah fenomena bunuh diri pada remaja.
Sebenarnya hal ini disebabkan karena mereka tidak siap untuk ditolak.
Mereka tidak siap untuk gagal. Kita seringkali mengajarkan untuk
bersyukur dan berterima kasih ketika kita mendapatkan keberuntungan.
Tapi apakah kita pernah mengajarkan untuk bersyukur dalam kesulitan dan kesusahan?
Kegagalan bagaikan
penyakit yang pernah kita alami. Coba anda tanya ke semua orang yang ada
di dunia ini, apakah ada satu orang pun dari mereka yang tidak pernah
sakit? Saya yakin, pasti semua orang pernah merasakan sakit. Begitu juga
dengan kegagalan. Semua orang pasti akan mengalami yang namanya
kegagalan. Dan sekarang semua tergantung dari kita, apakah kita akan
memaknai kegagalan itu sebagai sesuatu yang akan mengasah kita menjadi
lebih baik atau sebuah lubang yang sangat dalam yang membuat kita tidak
bisa naik lagi?
Salam Sehat, Sukses dan Bahagia untuk kawan-kawan semua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar