Minggu, 29 Juni 2014

CIRI LAILATUL QADAR

Memang benar, Ramadhan identik dengan Lailatul Qadar atau Lailatul Mubarakah (malam yang diberkahi), karena malam yang utama ini hanya ada pada Ramadhan. Sebagai malam yang utama, yang dikatakan lebih baik dari 1000 bulan atau setara 83,4 tahun (khairun min alfi syahrin/Qs. al-Qadr ayat 3), tak heran semua umat Islam berlomba-lomba mengejarnya.  

Lailatul Qadar disebut sebagai malam utama, yang khusus dirizkikan pada umat Muhammad, karena pada malam itulah kitab suci al-Qur’an diturunkan dari Lauh Mahfudh ke Baitul Izzah (langit dunia). Menurut Syeikh Nawawi Banten, penurunan al-Qur’an pada malam ini bersifat jum’latan wahidatan (utuh satu al-Qur’an, yang jumlah ayatnya enam ribu lebih). Inilah yang dalam ‘ulum al-Qur’an disebut al-tanazzul al-awwal (turun tahap pertama). Dari Baitul Izzah, Jibril a.s. menurunkannya kepada Muhammad SAW di dunia tahap demi tahap selama 23 tahun, sesuai kebutuhan. Ini disebut al-tanazzul al-tsani (turun tahap kedua).

Aziz, yang dimuliakan Allah SWT. Kenapa malam itu disebut Lailatul Qadar? Menurut Syeikh Nawawi Banten dalam Marah Labid-nya (II/456), karena pada malam itu Allah SWT menetapkan takdir-takdir-Nya selama setahun, baik kematian, rizki maupun yang lain. Bahkan menurutnya, pada malam itulah Allah SWT menyerahkan mandat pengelolaan takdir-takdir itu pada mudabbiratul umur (para malaikat koordinator), yakni Israfil, Mikail, Izrail dan Jibril. Dengan demikian, keutamaan malam ini semakin kuat.

Hanya saja, tidak seorang muslimpun tahu secara persis kapan Lailatul Qadar itu terjadi. Pendapat yang masyhur mengatakan, Lailatul Qadar terjadi pada tanggal ganjil sepuluh hari akhir Ramadhan. Bisa jadi tanggal 21, 23, 25, 27, atau 29. Sebetulnya ada hikmah, kenapa kita tidak diberitahu kapan malam yang dinanti-nanti itu datang. Ya, biar ibadah kita tidak mengendor sepanjang sepuluh hari terakhir itu. Kalau kita tahu, misalnya tanggal 21, maka kita hanya sibuk ibadah pada hari itu. Pada hari lainnya, kita akan sepele, karena sudah mendapat malam 1000 bulan. Makanya Rasulullah SAW mengingatkan, pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, kita dianjurkan mengencangkan ikat pinggang untuk beribadah lebih giat lagi.

Lailatul Qadar sebetulnya hanya diketahui oleh para wali Allah SWT, yaitu mereka yang berhati jernih. Kalau orang awam, paling-paling mengetahui tanda-tanda lahiriahnya saja. Misalnya, seperti dikutip Syeikh Nawawi Banten dari Abdullah bin ‘Abbas dan Abu Muslim, Lailatul Qadar itu sunyi dari angin, tiada halilintar, tiada mara bahaya dan seterusnya. Ibn Katsir, dalam Tafsir al-Qur’an al-Adhim (IV/536) menukil sabda Rasulullah SAW tentang tanda-tandanya. Misalnya, rembulan bersinar lembut, bintang-bintang tidak bersinar (tertutup cahaya rembulan) hingga pagi hari, matahari bersinar laksana bulan purnama, dan pada hari itu setan-setan bersembunyi di sarangnya.

Demikian jawaban saya. Semoga shalat dan puasa kita diterima Allah SWT, sehingga kita diberi-Nya hadiah Lailatul Qadar. Karena ada keterangan, Lailatul Qadar diperuntukkan bagi orang-orang yang shalat dan puasanya dijalankan semata karena Allah SWT. Wa Allah a’lam.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar