“Untuk mengaktifkan orang lain, untuk membuat
mereka antusias, anda sendiri harus lebih dahulu antusias”
DAVID
J. SCHWARTZ, DALAM THE MAGIC OF THINKING BIG
Hari itu saya hampir putus asa ketika
mengajar IPA di kelas VB sekolah ku, padahal sebelumnya saya nggak pernah
sekalipun patah semangat. Saya tidak pernah putus asa dalam segala hal.
Bagaimana tidak, ketika senyum sudah merekah indah, semangat membara,
menggebu-gebu sebelum memulai pembelajaran, siswa justru membalas dengan
ekspresi datar, penuh kemalasan, tidak terlihat antusias sama sekali, dingin.
Saya membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan menanyakan kabar, masih dengan suara lantang dan
bersemangat. Namun, siswa menjawab lirih sekali hampir tidak terdengar. Aku
bingung dan mulai memutar otak untuk mencari solusi, mengembalikan semangat
mereka. Saya mengajak bernyanyi dan bermain, Alhamdulillah sedikit berhasil
mengembalikan semangat yang hampir hilang.
Setelah semangat itu mulai
terlihat, walau masih redup, barulah kemudian saya memulai pembelajaran IPA,
tentang Pelapukan Batuan dan Jenis-jenis Tanah. Selama pembelajaran
berlangsung, semua kembali normal bahkan antusiasme muncul di akhir sesi
pembelajaran karena saya mengajak semua siswa untuk melakukan diskusi. Saya
membawa tiga jenis tanah yang berbeda, mereka diminta untuk mengidentifikasi
jenis tanah tersebut.
Pembelajaran yang di awal tidak
bersemangat ternyata menjadi mengasikkan karena semangat dan antusiasme dari
guru, terbukti bahwa semangat itu menular. Hari ini indikator dan tujuan
pembelajaran tetap tercapai.
Pembaca sekalian, para guru,
pengusaha, karyawan, menager, atau apapun itu, ingatlah kaidah penting dalam
kehidupan ini, bahwa untuk mengaktifkan seseorang, untuk membuat lawan bicara
kita antusias, maka anda sendirilah yang harus lebih dahulu terlihat aktif dan
antusias. Jangan pernah berharap lawan bicara anda antusias jika anda sendiri
berwajah masam, tidak bersemangat, berjabat tangan seadanya, dan lain-lain.
Mustahil.
Antusiasme menjadi sangat
penting, terlebih bagi seorang guru. Sering kita dapati atau mungkin kita
sendiri mengalami, mengantuk saat guru menjelaskan, membosankan, tidak menarik,
sehingga kita (sewaktu menjadi siswa dahulu) lebih memilih untuk mengobrol
dengan teman sebangku, tidur, bermalas-malasan, atau melamun, tidak
memperhatikan.
Mengapa semua ini bisa terjadi?
Padahal, jika kita perhatikan dan jujur, pelajaran di sekolah itu menarik.
Semuanya, tanpa terkecuali. Hanya saja, karena dibawakan oleh seorang guru yang
mengajar hanya untuk menggugurkan kewajiban, mengajar seadanya, tidak ada
semangat dan antusiasme, maka pembelajaran yang kita harapkan akan luar biasa
menjadi hambar tidak berasa apa-apa. Siswa menjadi korban.
Pembaca sekalian, terutama guru,
ingatlah satu hal, guru yang hebat adalah juga aktor yang hebat. Seberapapun
beratnya masalah yang sedang dihadapi, dalam mengajar semua itu harus tidak
terlihat. Sesedih apapun yang kita rasakan, di depan siswa semangat dan
antusiasme harus dimunculkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar