Selasa, 27 Mei 2014

Kata-Kata Bijak Memaknai Kegagalan

Sobat, kali saya akan menulis kata-kata bijak memaknai kegagalan bisa membangkitkan semangat bagi yang membacanya. Kata-kata bijak ini bertema “memaknai kegagalan”. Bagaimana anda memaknai kegagalan, bagaimana anda bisa bereaksi terhadap kegagalan., dan sebagainya.
 Kata-kata bijak ini saya ambil dari berbagai sumber. Selamat menikmati. memaknai kegagalan
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah. – Thomas Alva Edison. Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh. – Confusius. Sakit dalam perjuangan itu hanya sementara. Bisa jadi Anda rasakan dalam semenit, sejam, sehari, atau setahun. Namun jika menyerah, rasa sakit itu akan terasa selamanya – Lance Armstrong, Mantan Atlet Balap Sepeda AS. Kegagalan tidak pernah dimaknai sebagai kegagalan sampai anda menyerah Hanya mereka yang berani gagal yang dapat meraih keberhasilan – John F. Kennedy Kegagalan dapat di bagi menjadi dua sebab. Yakni, orang yang berpikir tetapi tidak pernah bertindak, dan orang yang bertindak tetapi tidak pernah berpikir – W.A Nance. Hanya orang-orang sukses yang tidak pernah merasa kalah, karena mereka selalu mencoba dan berusaha agar kegagalan sebelumnya tidak terulang kembali. Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya, tanpa kehilangan semangat – Winston Chunchill Tak ada rahasia untuk menggapai sukses, sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras dan mau belajar dari kegagalan – General Colin Powell Orang-orang yang gagal di bagi menjadi dua, yaitu mereka yang berpikir gagal padahal tidak pernah melakukannya, dan mereka yang melakukan kegagalan padahal tak pernah memikirkannya – John Charles Salak. Hidup bukanlah tentang meratapi dan menunggu hujan badai berlalu, tapi tentang bagaimana kita menikmati dan belajar menari dalam hujan. Kegagalan adalah sesuatu yang dapat kita hindari dengan : tidak mengatakan apa-apa, tidak melakukan apa-apa, dan tidak menjadi apa-apa – Denis Waitley Kegagalan adalah satu-satunya kesempatan untuk memulai lagi dengan lebih cerdik – Henry Ford Banyak orang tidak pernah gagal karena tidak pernah mencoba – Norman Macewan Percayalah semua masalah dan rintangan yang kita hadapi bukanlah untuk melemahkan kita. Justru ini akan menjadikan kita lebih kuat, lebih dewasa, lebih bijaksana, lebih sabar dan lebih beriman. Kegagalan adalah peluang untuk hal yang lebih baik. Kegagalan adalah batu loncatan untuk pengalaman yang berharga. Suatu hari nanti Anda akan bersyukur untuk beberapa kegagalan yang anda alami. Percayalah, ketika satu pintu tertutup untuk anda, sebenarnya pintu yang lain selalu terbuka.
Nah, itulah kata-kata bijak memaknai kegagalan. Dari sini bisa kita simpulkan bahwa tidak ada orang yang gagal, yang ada hanyalah orang yang berpikir gagal. Kegagalan bukanlah suatu kesalahan, tetapi hanya lah proses untuk mempersiapkan diri untuk kesuksesan yang lebih besar.

Makna Sebuah Kegagalan


Tidak ada manusia yang steril dari masalah. Selama hayat masih dikandung badan, problem hidup akan selalu hadir sebagai pelengkap hidup itu sendiri. Bergantung dari arah mana kita memandang, problema hidup dapat menjadi bahan atau bahkan batu loncatan untuk menjadi lebih baik.
Jika memahami suatu masalah itu sebagai loncatan, maka kemunculannya akan membuat kita berpikir keras, introspeksi diri, dan pada gilirannya kan melahirkan inovasi baru untuk berbuat lebih baik lagi. Secara psikologis, kita akan semakin dewasa dalam menghadapi kehidupan. Kian deras masalah yang kita hadapi, semakin dewasalah kita dalam menyikapi hidup ini. Setiap masalah sebenarnya adalah cobaan untuk meningkatkan kualitas diri kita dan kadar kesabaran di dalam menyelesaikan masalah yang kita hadapi, atau sebagai peringatan dari Allah SWT karena jalan yang kita tempuh tidak sesuai dengan apa yang diperintahkanNya. Namun, sayang tidak semua orang bisa memahami hal itu. Banyak yang menganggap masalah yang dihadapinya sebagai kutukan, laknat, dang menganggap hal itu merupakan hal biasa yang tidak harus dipikirkan. Sebagai contoh, limbah pabrik Newmont di teluk Buyat, banjir yang menimpa ibu kota Indonesia dan sekitarnya, gempa bumi, longsor, tsunami, Banjit Lapindo dan lain-lain. Tak jarang yang mencari kambing hitam sebagai pembenaran dari sikap yang salah. Bahkan menjadi frustasi dan merasa bosan dengan kehidupan yang tidak berpihak pada dirinya. Akhirnya menjadi pesimis, putus asa dan berhenti berjuang yang akhirnya menjadi sampah masyarakat.
Padahal setiap detik adalah kehidupan baru yang juga memberikan harapan baru. Semuanya anugrah kepada kita agar kita dapat introspeksi diri, tidak ada kata terlambat untuk memulai yang baik. Sebaliknya, hidup terlalu sayang jika terus berfikir negatif dan menyesal sepanjang hari tanpa mencari penyelesaian dari masalahnya.
Merubah kegagalan menjadi kesuksesan
Kesedihan, kekecewaan, frustasi, rasa bosan, dan kemalangan adalah kata-kata yang bersinonim dengan kegagalan. Berbagai kegagalan memenuhi sudut-sudut kehidupan. Gagal dalam berkarir, studi, menjalin cinta kasih, gagal dalam meraih cita-cita, dan yang lain sebagainya. Semua akrab dengan kehidupan manusia. Menurut Islam, setiap kegagalan adalah musibah, bisa juga berarti cobaan dan ujian (Al-Baqarah: 156). Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa orang yang selalu memotifasi diri dari kegagalan, mereka itulah orang yang sabar dan sebagai calon orang-orang yang sukses di masa yang akan datang.
Ketakutan terhadap suatu kegagalan bisa menghancurkan orang yang mempunyai prospek yang baik. Kegagalan sebenarnya bukan merupakan hal yang buruk, yang buruk adalah mereka yang tidak pernah mencobanya sama sekali dan berhenti berjuang dan mudah putus asa.
Sneca pernah berkata: "Pujilah orang-orang yang melakukan hal-hal yang besar kendati pun mereka gagal,". Dan orang yang tidak pernah gagal atau orang yang tidak pernah melakukan kesalahan adalah orang yang tidak pernah berbuat apapun. Kesuksesan adalah sebuah paket, dan bagian dari paket itu adalah kegagalan. Panadangan bahwa orang yang sukses adalah orang yang tidak pernah gagal adalah pandangan yang keliru. Orang yang sukses adalah orang yang tidak pernah berpikir dirinya kalah. Ketika ia gagal, maka ia bangkit kembali. Kemudian belajar dari kesalahan dan bergerak maju menuju inovasi yang lebih baik. Maka tindakan konstruktif adalah lebih baik daripada tindakan yang destruktif.
Elburt Hubbard mengatakan: "Orang yang gagal adalah orang yang melakukan kesalahan tetapi tidak mengambil hikmah dari pengalaman tersebut,". Dan tindakan yang harus dilakukan ketika kegagalan menimpa adalah meyakinkan pada diri bahwa pasti ada jalam keluar untuk menuju sukses kembali. Semua fikiran bersifat magnetis, ketika kita mengatakan "saya kalah" maka fikiran negatif menyerbu ikut meyakinkan, kita memang sudah kalah. Tetapi ketika kita yakin pasti akan ada solusi yang lain, maka pikiran menyerbu membantu memecahkan masalah dan mencari solusinya. Para psikolog mengatakan "Seorang pencandu alkohol sudah ditakdirkan terus kecanduan hingga ia percaya dapat mengalahkan kecanduan,"
Allan Loy Mc Ginnin dalam bukunya Bringging out the Best in People mengatakan "Ketakutan terhadap suatu kegagalan bisa mematahkan semangat seseorang, maka ciptakan kegagalan, karena bukanlah sesuatu yang fatal".
Kegagalan tidak terlepas dari kehidupan, mereka yang lari dari suatu kegagalan adalah mereka yang lari dari kehidupan. Cara terbaik menghadapi kegagalan adalah belajar dari kegagalan itu agar tidak terulang kembali dan meneruskan untuk terus berjuang.
Tidak ada jalan pintas untuk menuju kesuksesan. Kesuksesan akan datang kepada mereka yang berusaha mendapatkannya bukan kepada mereka yang mengharapkannya. Jangan pernah putus asa, karena yang mudah putus asa tidak pernah sukses dan orang sukses tidak pernah putus asa (QS. Yusuf: 87) wallahu a'lamu bisshawab.

Memaknai Konsep “Kegagalan”

Salah satu proses belajar kita ketika kecil adalah belajar berjalan. Mungkin ketika ulang tahun pertama, anda mulai belajar berjalan - kemudian anda pun terjatuh dan anda pun terjatuh berulang kali sampai pada akhirnya anda dapat berjalan dengan lancar dan sampai sekarang anda tidak pernah merasa gagal belajar berjalan dalam kehidupan saat ini.

Saya yakin, anda dapat mengingat sebagai orang dewasa suatu kejadian dimana anda gagal satu atau dua kali kemudian anda menyerah. Jadi apa bedanya dengan ketika anda belajar berjalan?
Jawabannya adalah “ANDA TIDAK MENGENAL KONSEP KEGAGALAN”.
 
Ingatkah anda? Orang tua anda meyakinkan bahwa anda bisa melakukannya jika terus berusaha dan mereka selalu mendampingi anda untuk mendorong anda. Setiap Keberhasilan diakhiri dengan kegembiraan dan tepukan, yang memompa diri anda untuk lebih berhasil lagi.
 
Seringkali, semua berawal dari suatu kejadian di sekolah dimana guru bertanya, “Siapa yang bisa menjawab pertanyaan ini?” dan dengan penuh semangat anda mengangkat tangan bahkan sampai melompat-lompat supaya guru menunjuk anda. Kemudian guru pun menunjuk anda dan anda menjawab dengan keras dan lantang. Tapi kemudian guru anda bilang, “Kamu SALAH, Saya heran melihat kamu”.
Akhirnya benih-benih keraguan pun mulai muncul. Anda merasa malu. Bagi banyak orang, inilah awal terciptanya citra diri yang negatif.

Masalah adalah harta yang terbalut dengan penderitaan”

Setelah dewasa, akan sangat baik apabila kita belajar untuk memaknai kegagalan dengan positif. Sebuah berlian tidak akan pernah menjadi berlian yang indah apabila tidak melalui proses yang sangat panjang dan menyakitkan. Sebuah kayu tidak akan menjadi kayu yang halus tanpa dipasrah ataupun diamplas terlebih dahulu. Jadi bersyukurlah apabila anda masih memiliki masalah. Karena tidak ada pelaut handal yang dilahirkan di laut yang tenang.

Sangatlah penting untuk mengajarkan konsep memaknai kegagalan ini pada putra dan putri kita. Banyak sekali kejadian yang menimpa mereka karena mereka tidak bisa menerima kegagalan. Salah satu contoh paling gamblang adalah fenomena bunuh diri pada remaja. Sebenarnya hal ini disebabkan karena mereka tidak siap untuk ditolak. Mereka tidak siap untuk gagal. Kita seringkali mengajarkan untuk bersyukur dan berterima kasih ketika kita mendapatkan keberuntungan. Tapi apakah kita pernah mengajarkan untuk bersyukur dalam kesulitan dan kesusahan?

Kegagalan bagaikan penyakit yang pernah kita alami. Coba anda tanya ke semua orang yang ada di dunia ini, apakah ada satu orang pun dari mereka yang tidak pernah sakit? Saya yakin, pasti semua orang pernah merasakan sakit. Begitu juga dengan kegagalan. Semua orang pasti akan mengalami yang namanya kegagalan. Dan sekarang semua tergantung dari kita, apakah kita akan memaknai kegagalan itu sebagai sesuatu yang akan mengasah kita menjadi lebih baik atau sebuah lubang yang sangat dalam yang membuat kita tidak bisa naik  lagi?

Salam Sehat, Sukses dan Bahagia untuk kawan-kawan semua

Memaknai Peristiwa Hidup

“Every adversity, every unpleasant circumstance, every failure, and every physical pain carries with it the seed of an
equivalent benefit”.
(Ralp Waldo Emerson)

Kalimat bijak diatas mungkin sangat mudah dimengerti. Tetapi ketika mengalami kegagalan maka hanya sedikit individu
yang bisa mengaplikasikan makna yang terkandung dalam kalimat tersebut. Sama halnya dengan kata bijak yang lain:
"Kegagalan adalah sukses yang tertunda". Benarkah?

Gagal & Sukses

Jika kita mengacu pada kisah kehidupan orang sukes yang kita kenal dan diperkenalkan oleh sejarah maka cenderung
diperoleh kesimpulan yang sama bahwa kegagalan adalah peristiwa potensial yang bersifat netral, ‘hidden potential
events’ yang tidak memiliki makna tertentu kecuali setelah diberi pemaknaan oleh kita: nasib, takdir, siksaan, cobaan,
tantangan atau pelajaran. Apapun makna yang dibubuhkan pada akhirnya akan kembali pada formula bahwa hidup ini
lebih pada memutuskan pilihan dan merasakan konsekuensi.

Berdasarkan hidden potential events tersebut maka bisa dimengerti jika Abraham Lincoln baru mencapai cita-cita
politiknya pada usia 52 tahun; Soichiro Honda yang sampai cacat tangannya gara-gara mendesain piston; atau Werner
Von Braun penemu roket yang menyebut angka kegagalan 65.121 kali. AMROP International, perusahaan pencari
eksekutif senior yang berkantor di 78 negara di dunia termasuk Indonesia, pernah mengeluarkan catatan tentang fluktuasi
emosi pencari kerja dari sejak di-PHK sampai menemukan pekerjaan baru. Dihitung, fluktuasi naik-turun itu terjadi
sebanyak 26 kali dengan asumsi waktu minimal enam bulan.

Pendek kata, gagal dan sukses adalah ritme hidup yang tidak terpisah dari kehidupan semua orang. Lalu apa pembeda
antara perjuangan tiada akhir (unstoppable) yang menghasilkan para "pengubah" dunia dengan perjuangan yang
dikalahkan rasa putus asa karena kegagalan yang barangkali terjadi hanya sepersekian persen?

Menyikapi Kegagalan

Penyikapan individu pada momen di mana kegagalan terjadi dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Membiarkan
Model penyikapan ini adalah menerima kegagalan dengan kualitas yang rendah berupa membiarkan saja semua terjadi.
Sikap ini dihasilkan dari mentalitas yang rendah untuk mendobrak keadaan karena tidak memiliki kemauan yang
dibangkitkan di dalam untuk menemukan penyebab yang rasional. Bisa jadi kemauan itu erat kaitannya dengan level
pengetahuan dan harapan yang dimiliki orang. Karena jawaban rasional tidak ditemukan, maka cara tunggal yang
digunakan untuk memaafkan sikap demikian adalah menempatkan kegagalan dalam wilayah hidup yang tak tersentuh
oleh upaya dirinya dengan meyakini titah takdir atau nasib.

2. Menolak
Model penyikapan kedua adalah menolak kegagalan.Penolakan itu dilakukan dalam bentuk menyalahkan orang lain,
keadaan atau Tuhan sekalipun, karena dirasakan tidak adil memberi perlakuan. Biasanya penolakan itu terjadi akibat
keseimbangan hidup yang kurang mendapat perhatian di tingkat intelektual, emosional atau spritual. Meskipun kegagalan
dapat dilumpuhkan, tetapi akibat penolakan yang dilakukan, keseimbangan antara usaha dan hasil tidak sebanding. Jika
diambil perumpaan maka model hal ini adalah ibarat orang membunuh nyamuk dengan sepucuk pistol.

3. Menerima
Model penyikapan ketiga adalah yang paling ideal yaitu menerima kegagalan dengan kualitas yang tinggi. Di sini
kegagalan adalah materi pembelajaran-diri atau kurikulum pendidikan situasi. Daam hal ini tentu saja bukan berarti
bahwa semakin banyak kegagalan semakin bagus tetapi yang ingin difokuskan adalah bagaimana individu menempatkan
kegagalan sebagai proses yang menyertai realisasi gagasan. Bisa jadi fakta fisik menunjukkan peristiwa yang belum /
tidak berjalan seperti yang diinginkan oleh perencanaan akan tetapi orang seperti Edison atau orang lain yang bermazhab-
hidup sama merebut tanggung jawab untuk mengubah hidup dari cengkraman fakta fisik temporer itu. Seperti dikatakan
Dr. Denis Waitley: "There are two primary choices in life: to accept conditions as they exist, or accept the responsibility for
changing them."

Munculnya penyikapan yang beragam di atas tidak terjadi secara take for granted begitu saja tetapi dibentuk oleh sekian
faktor antara lain:

a. Lingkungan
Termasuk dalam kategori lingkungan adalah keluarga, masyarakat dan bangsa di mana kita menjadi salah satu
komponen yang ikut mempengaruhi dan dipengaruhi. Kualitas model penyikapan lingkungan terhadap persoalan hidup
secara umum tergantung tingkat pendidikan, nilai kebudayaan, atau peradaban yang membentuknya. Orang yang
dibesarkan oleh lingkungan berbeda bagaimana pun punya format pandangan berbeda tentang persoalan hidup.

b. Sistem Struktural
Selain lingkungan, faktor sistem struktural yang mengatur organisasi, lembaga, atau perkumpulan sosial tertentu juga
ikut andil terutama membentuk karakter mentalitas individu dalam menghadapi hidup dan kegagalan pada khususnya.
Mentalitas tinggi akan membentuk kepribadian di mana seseorang menjadi ‘the cause’ dari peristiwa hidup sementara
mentalitas rendah akan membentuk kepribadian sebagai ‘the effect’.

c. Personal
Meskipun tidak bisa dinafikan pengaruh yang dimiliki oleh faktor lingkungan dan sistem struktural, tetapi pengaruh
tersebut hanya bersifat menawarkan dan hanya faktor personal-lah yang menentukan keputusan. Sudah jelas kita
rasakan, tidak semua pengaruh itu murni negatif atau positif sehingga peranan terbesar terdapat pada kemampuan kita
untuk menghidupkan tombol ‘seleksi’ dan ‘pengecualian’ dalam memilih model penyikapan untuk mendukung di antara
yang bekerja untuk merusak atau mandul.

Memaknai Kegagalan

Tidaklah benar jika dikatakan bahwa ketidakmampuan seseorang mengambil manfaat dari hidden potential yang terjadi
dalam suatu peristiwa yang menyebabkan kegagalan semata-mata karena faktor negatif yang diwariskan oleh lingkungan
atau sistem struktural yang ada dalam masyarakat. Justru yang dibutuhkan adalah bagaimana kita menciptakan model
penyikapan ketiga yang dihasilkan dari pemahaman tentang cara kerja hidup dan dunia. Dalam hal memaknai kegagalan,
kesengsaraan, atau peristiwa menyakitkan lainnya, maka langkah-langkah yang kemungkinan besar dapat membantu
adalah:

1. Menciptakan Kondisi

Makna tidak datang sendiri tetapi sebagai hasil yang diciptakan oleh usaha untuk menemukannya, dalam arti menciptakan
kondisi dengan kesadaran bahwa kita sedang menjalani pendidikan situasi untuk mematangkan diri. Kualitas
conditioning akan sebanding dengan benefit yang tersimpan di baliknya. Sebelum Ir. Ciputra bercerita riwayat hidupnya
dari kecil, rasanya semua orang membayangkan betapa enaknya menjadi sosok yang menyandang sebutan maestro
property Indonesia atau Asia Pasifik. Tetapi dengan pengakuan bahwa dirinya adalah manusia yang tidak tahu di mana
seorang ayah dimakamkan oleh penjajah kala itu yang akhirnya membuat Ciputra kecil berusia 12 tahun harus hidup
tanpa bimbingan ayah, barulah kita sadar bahwa balasan yang diterimanya sekarang ini adalah balasan setimpal. Bocah
kecil bernama Ciputra harus jalan kaki sepanjang 7 km karena tujuannya menyelesaikan sekolah dasar. Kata kuncinya
bukan pada kematian seorang ayah di sel penjara penjajah akan tetapi kesadaran bahwa dirinya harus merumuskan
tujuan, visi, dan misi hidup seorang diri. Andaikan situasi serupa dihadapi oleh kita sendiri, belum tentu kita berani buru-
buru membayangkan alangkah enaknya menjadi sosok Ir. Ciputra.

2. Menciptakan Perbedaan

Model penyikapan ketiga yang membedakan model pertama dan kedua pun juga tidak disuguhkan tetapi diciptakan oleh
kualitas pembeda dalam mengembangkan sembilan sumber daya inti di dalam diri yaitu:
Sumber daya material: fisik, raga
Sumber daya intelektual: nalar
Sumber daya emosional: sikap perasaan
Sumber daya spiritual: hati, rohani
Sumber daya mental: daya dobrak
Sumber daya visual: imajinasi
Sumber daya verbal: komunikasi
Sumber daya social: relationship
Sumber daya dukungan eksternal: lingkungan dan sistem struktural
Banyak hal-hal kecil yang dapat membantu memperbaiki model penyikapan tetapi luput untuk dijalankan karena sifat
manusia yang ingin ‘jump to conclusion’ mendapatkan hasil yang besar. Di antaranya adalah kesadaran mendengarkan
musik, olah raga, membaca, doa, meditasi, relaksasi senyuman, tepuk tangan atas keberhasilan orang lain, dan lain-lain.

3. Menggunakan Kemampuan Baru

Hasil akhir dari pembelajaran diri dengan menjalani pendidikan situasi adalah memiliki kemampuan baru, baik
kemampuan hardware skill dan software skill atau makna lain yang anda temukan. Tetapi balasan setimpal dari situasi
yang kita rasakan menyakitkan adalah menggunakan kemampuan tersebut untuk menambah nilai plus, competitive
advantage, diri kita bagi orang lain. Salah seorang yang pernah berhasil menggunakan kemampuan baru itu adalah prof.
Hamka. Mungkin – ini hanya pengandaian – kalau tidak dijebloskan ke penjara, buku tafsir yang menjadi karya fenomenal
Hamka tidak pernah rampung. Kalau tidak pernah bangkrut yang membuatnya hidup menggelandang sampai usia 40
tahun, mungkin karya berseri berjudul “The Chicken Soup for Soul” yang saat ini banyak terpampang di sejumlah toko
buku di dunia tidak akan dihasilkan oleh Mark Victor Hensen.
Tentu bukan penjara atau hidup menggelandang yang membuat kedua sosok di atas merasakan balasan setimpal, tetapi
pembelajaran diri dalam memaknai setiap peristiwa hidup yang terjadi justru menjadi kunci untuk mengembangkan
sumber daya di dalam diri masing-masing dan hasilnya digunakan demi kesejahteraan orang banyak.
Akhir kata, sebaik-baiknya seseorang maka akan sangat baik jika ia dapat belajar dan mengambil hikmah dari setiap
peristiwa hidup guna memberikan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Selamat menemukan makna dari peristiwa
hidup yang anda alami guna menciptakan competitive advantage bagi diri sendiri dan bermanfaat bagi kesejahteraan
orang banyak.(jp)

Belajar memaknai kegagalan


Sering kali kita selalu dengar ungkapan kegagalan adalah sukses yang tertunda. Nah saya bukan orang ahli bahasa yang akan membedah dari segi ini dan itu, bukan pula seorang motivator yang bisa menciptakan rumus-rumus untuk hampir setiap kata kerja. Saya akan memaknai sendiri, bahwa ketika dikatakan tertunda, maka yang namanya kegagalan itu bukan hasil akhir, karena setelah gagal akan ada proses untuk mencapi kesuksesan.
Lalu sukses hasil akhir dong ? Ya kalau dilihat dari kata-kata diatas, sukses bukan hasil akhir. Karena sukses bisa jadi kegagalan kembali, kalau diteruskan. Nah kalau tidak diteruskan ? Ya tidak mungkin, ketika seseorang menganggap dirinya sukses, apakah dia akan berhenti dititik itu, berarti dia gagal untuk setidaknya mempertahankan kesuksesannya, kalau diteruskan bisa jadi dia akan menempuh kegagalan.
Jadi bagimana ? Tidak ada, mau apa ? Tidak ada yang bisa dikerjakan, sukses dan gagal itu hanya sebutan atau mungkin parameter terhadap sesuatu yang sedang dikerjakan. Kalau sudah dibilang gagal, usaha lagi agar sukses. Lalu kalau sudah sukses setidaknya dipertahankan agar pada perjalanannya tidak gagal dikemudian hari. Jadi yang namanya sukses itu juga bukan akhir sebuah hasil, sukses bukan hasil. Lalu hasilnya yang mana ? Proses ? Terserah, suka-suka saja.
Terkadang kita terlalu sibuk dengan segala rumus ini dan itu, sampai lupa kalau es teh manis di siang hari yang panas itu menyegarkan, kadang kita juga terlalu takjub akan kesegaran es teh manis, sampai lupa membayar.
Yah, hidup memang tak seindah mulutnya Mario Teguh, itu saya percaya dan saya amini. Tapi bukan berarti setelah tidak percaya motivator kita tidak punya motiviasi, tidak. Naif, motivasi itu banyak kok, silahkan dirumuskan sendiri, silahkan dipilah-pilah sendiri, toh kita lebih tahu dengan hidup kita. Jadi ada disisi yang mana anda sekarang, sukses atau gagal ?

Jumat, 16 Mei 2014

Program Remedial, Pengayaan dan Akselerasi

Dalam kaitannya dengan belajar tuntas (mastery learning) maka yang perlu diingat oleh seorang guru salah satunya adalah setiap peserta didik itu memiliki kecepatan belajar yang berbeda-beda dalam mencapai suatu  kompetensi tertentu.  Sehingga dalam proses pembelajaran sehari-hari akan terjadi kecepatan belajar yang berbeda antara peserta didik yang pandai, peserta didik  yang biasa bahkan yang lambat atau lemah.
Dalam pembelajaran tuntas maka menekankan pada ketuntasan belajar secara individual meskipun proses pembelajaran dilakukan secara klasikal.  Untuk mencapai pembelajaran tuntas akan mengacu kepada program perbaikan ( remedial ), pengayaan dan akselerasi.
1. Remedial ( Perbaikan )
Remedial atau perbaikan diberikan kepada peserta didik yang belum tuntas belajar atau belum mencapai SKBM ( Standar Ketuntasan Belajar Minimal ) setelah mengikuti tes kompetensi dasar tertentu, ujian blok, atau ujian semester. Program remedial ini dilakukan dua kali, sehingga bila peserta didik sudah melaksanakan remedial atau perbaikan sebanyak dua kali namun nilainya belum mencapai SKBM maka penanganannya harus melibatkan orang tua peserta didik dengan melibatkan pihak Bimbingan dan Konseling untuk mengetahui kemungkinan sebab lain dari kelambanan peserta didik tersebut.
Tugas yang berat bagi guru dalam mencapai belajar tuntas ini adalah bagaimana seorang guru dapat menanganai peserta didik yang lemah atau lamban dalam mencapai kompetensi belajar tertentu, maka ada dua cara yang dilakukan ;
a. Guru memberi  bimbingan secara khusus, individual bagi peserta didik yang lamban dalam mencapai kompetensi dasar tertentu.  Cara ini sederhana sebab guru berperan juga sebagai  fasilitator.  Contoh menanyakan kepada peserta didik yang mana tempat kesulitannnya dan langsung dijelaskan oleh guru, bisa di dalam kelas atau luar kelas sampai benar-benar dimengerti dan indikatornya bisa mengerjakan soal atau tugas dari guru dengan benar.
b. Dengan perlakuan ( treatment) khusus yaitu penyederhanaan dari pembelajaran regular.  Contoh guru dapat menyederhanakan sisi materi  ajar agar mudah dimengerti oleh peserta didik yang lamban tersebut.  Penyampaian yang sederhana dari guru dengan melengkapai materi ajar dengan gambar, grafik, skema, dan lainnya.  Penyederhanaan soal yang diujikan sehingga lebih mudah dimengerti olah peserta didik yang lamban belajar.
2. Pengayaan
Dalam pembelajaran tuntas maka akan muncul peserta didik yang memiliki kecepatan lebih dalam mencapai kompetensi dasar tertentu, untuk peserta didik yang seperti ini tidak boleh diabaikan tetapi harus mendapat perlakuaan khusus dalam bentuk tambahan pengetahuan dan keterampilan melalui program pengayaan.  Caranya adalah memberikan materi tambahan atau diskusi tentang materi ajar berikutnya atau kompetensi dasar berikutnya sesama teman sekelompoknnya untuk memperluas wawasannya.  Atau sebagai tutor sebaya terhadap temannya yang belum tuntas belajarnya.  Cara lainnya adalah memberikan tugas oleh guru yang menyangkut kompetensi selanjutnya sebagai materi ajar tambahan.  Dapat juga dilakukan dengan mengerjakan soal latihan yang bersifat pengayaan.
3. Akselerasi (Percepatan belajar)
Implikasi lain dari mastery learning (belajar tuntas ) adalah kemungkinan adanya peserta didik yang memiliki kecerdaqsan luar biasa dengan nilai di atas 95.  Untuk mereka ini tidak diadakan pengayaan tetapi perlakuan khusus yaitu percepatan belajar secara alami bukan di kelas akselerasi.  Mereka dapat langsung dipersilahkan untuk  mempelajari kompetensi dasar berikutnya yang sudah diprogramkan dalam satu semester atau satu tahun sehingga nantinya peserta didik tersebut dapat menyelesaikan belajarnya lebih cepat dari teman-temannya.  Untuk mendukung pelaksanaan perscepatan belajar ini maka pembelajaran perlu dikemas lebih rinci misalnya dengan menggunakan modul – modul pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat belajar mandiri, paket atau kegiatan-kegiatan belajar sesuai kompetensi dasar yang dilengkapi dengan soal-soal latihan, sehingga program kaselerasi ini mudah terlaksana.
Format Remedial download di sini
Format Pengayaan download di sini

Empat Kompetensi Guru Professional

            Seiring dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada pasal 10 ayat (1) menyatakan “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”
Bahwa guru yang profesional itu memiliki  empat kompetensi atau standar kemampuan yang meliputi kompetensi Kepribadian, Pedagogik, Profesional, dan Sosial.  Kompetensi guru adalah kebulatan pengetahuan , keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.  Sebagai agen pembelajaran maka guru dituntut untuk kreatif dalam mnenyiapkan metode dan strategi yang cocok untuk kondisi anak didiknya, memilih dan menetukan sebuah metode pembelajaran yang sesuai dengan indikator pembahasan.  Dengan sertifikasi dan predikat guru profesional yang disandangnya, maka guru harus introspeksi diri apakah saya sudah mengajar sesuai dengan cara-cara seorang guru profesional.  Sebab disadarai atau tidak banyak diantara kita para pendidik belum bisa menjadi guru yang profesional sebagai mana yang diharapkan dengan adanya sertifikasi guru sampai saat ini.       
A. Kompetensi kepribadian
Adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.  Sub kompetensi dalam kompetensi kepribadian meliputi :
1. Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
2. Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan  kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etod kerja sebagai guru.
3. Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemamfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
4. Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadappeserta didik dan memiliki perilaku yangh disegani.
5. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputibertindak sesuai dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
B.Kompetensi Pedagogik
Kemampuan pemahaman terhadappeserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.  Sub kompetensi dalam kompetensi Pedagogik adalah :
1. Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami peserta didik dengan memamfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
2. Merancang pembelajaran,teermasuk memahami landasan pendidikan  untuk kepentingan pembelajaran yang meliputi memahmi landasan pendidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
3. Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar ( setting) pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi merancang dan melaksanakan  evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan denga berbagai metode,menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan memamfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan  berbagai potensinya meliputi memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik, dan memfasilitasipeserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik.
C. Kompetensi Profesional
Adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulummata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.  Sub kompetensi dalam kompetensi Profesional adalah :
1. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi yang meliputi  memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antar nmata pelajaran terkait, dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menguasai struktur dan metode keilmuan yang meliputi menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk membperdalam pengetahuandan materi bidang studi.
D.Kompetensi Sosial
adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar
Kode etik Guru dan Dosen
                Kode etik adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam melaksanakan tugas dan kehidupan sehari-hari.
Isi Pokok Kode Etik Guru dan Dosen :
1. Kewajiban beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Menjunjung tinggi hukum dan peraturan yang berlaku
3. Mematuhi norma dan etika susila
4.Menghormati kebebasan akademik
5. Melaksanakan tridarma perguruan tinggi
6. Menghormati kebebasan mimbar akademik
7. Mengukuti perkembangan ilmu
8. Mengembangkan sikap obyektif dan universal
9. Mengharagai hasil karya orang lain
10. Menciptakan kehidupan sekolah/kampus yang kondusif
11. Mengutamakan tugas dari kepentingan lain
12. Pelanggaran terhadap kode etik guru dan dosen dapat dikenai sanksi  akademik, administrasi dan moral.
 
 
salam  pendidikan...shaling

6 masalah yang memicu kenakalan remaja

ahmad habibi-,makin hari kenakalan remaja makin merajalela seperti yang kita lihat di berita televisi kesayangan kita dimana mana tawuran pacaran bebas yang sangat meprihatinkan adalah itu semua di lakukan oleh para pemuda bangsa atau tunas bangsa dimana masa depan bangsa kita ada di tangan mereka.trus kalau mereka semua begitu trus masa depan bangsa kita bagaimana?. berikut adalah 6 masalah yang memicu kenakalan remaja yang sudah saya rangkum.
 


remaja
remaja

1. broken home
taukah anda broken home? broken home adalah masalah rumah tangga yang hancur contohnya cerai dll.broken home akan menyebabkan anak kurang di perhatikan dan ini akan membuat anak seperti tak punya pilihan lain selain sering berbuat onar untuk melampiaskan kesediahan setiap di rundung masalah.

2. faktor lingkungan
ternyata faktor lingkungan juga berpengaruh
cohtohnya:seorang anak tinggal di daerah yang penduduknya suka minum alkohol dan anak itu tumbuh di situ anak itu akan ikut ikut meminum alkohol.

3. faktor teman
untuk faktor ini hampir sama dengan faktor lingkungan.

4. tidak ada tempat untuk menyalurkan bakat
ini yang harus kita benahi bahwa para pemuda itu butuh tempat untuk menyalurkan bakat mereka jika salah tempat mereka akan berbuat yang negatif

5. kesenjangan sosial
kesenjangan sosial juga bisa memicu tindakan penyimpangan.

6. keingintahuan dan tantangan
banyak juga pemuda yang menyimpang karna keingintahuan dan tantangan baik dari dalam diri atau orang lain.

itulah sahabat beberapa masalah yang memicu penyimpangan remaja barangkali adayang ingin menambahkan.

salam  chaling

Keunggulan dan kekurangan pendidikan pada kurikulum 2013.



Assalamualaikum.
Sebagai seorang murid di sekolah menengah atas di daerah nganjuk,saya mengerti betul keadaan sekolah bagaimana. Perlu di ketahui bahwa sekolah saya menggunakan kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013. Jadi saya tahu bagaimana keadaannya. Yaitu:
keunggulan kurikulum 2013
a. Siswa harus aktif dan kreaktif
tak seperti kurikulum sebelumya materi di kurikulum terbaru ini lebih ke pemecahan masalah. Jadi siswa untuk aktif mencari informasi agar tidak ketinggalan materi pembelajar.
B. Penilaian di dapat dari semua aspek.
Pengambilan nilai siswa bukan hanya di dapat dari nilai ujianya saja tetapi juga di dapat dari nilai kesopanan,religi,praktek,sikap dan lain lain

kelemahan kurikulum 2013
a. Guru jarang menjelaskan
guru banyak yang beranggapan bahwa dengan kurikulum terbaru ini beliau tidak perlu menjelaskan materinya. Padahal kita tahu bahwa belajar matematika,fisika,dll tidak cukup hanya membaca saja. Apalagi buku paket yang belum di bagikan jadi banyak teman saya yang mengeluh karena tidak bisa mengikuti materi.

Maka dari itu kami sebagai siswa menghimbau agar semua pihak dapat bekerjasama termasuk guru dan pemerintah agar kurikulum ini dapat berjalan sebagaimana mestinya,bukan hanya rencana saja. Kami mendukung metode ini tepapi dengan kerjasama semua pihak seperti dewan pengajar dan pemerintah.

salam pendidikanchaling....

Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia dapat melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri. Konsep tersebut adalah teoretis, dan dengan demikian tidak secara langsung dapat diamati:
Anda telah melihat individu mengalami pembelajaran, melihat individu berperilaku dalam cara tertentu sebagai hasil dari pembelajaran, dan beberapa dari Anda (bahkan saya rasa mayoritas dari Anda) telah "belajar" dalam suatu tahap dalam hidup Anda. Dengan perkataan lain, kita dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran telah terjadi ketika seorang individu berperilaku, bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan satu cara yang berbeda dari caranya berperilaku sebelumnya.

Pembelajaran dalam dunia pendidikan

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

Teori pembelajaran

Tiga teori telah ditawarkan untuk menjelaskan proses di mana seseorang memperoleh pola perilaku, yaitu teori pengkondisian klasik, pengkondisian operan, dan pembelajaran sosial.

Pengondisian klasik

Ivan Pavlov, ahli fisiolog dari Rusia yang memperkenalkan Teori Pengkondisian Klasik
Pengkondisian klasik adalah jenis pengkondisian di mana individu merespon beberapa stimulus yang tidak biasa dan menghasilkan respons baru.Teori ini tumbuh berdasarkan eksperimen untuk mengajari anjing mengeluarkan air liur sebagai respons terhadap bel yang berdering, dilakukan pada awal tahun 1900-an oleh seorang ahli fisolog Rusia bernama Ivan Pavlov..

Pengondisian operant

Pengkondisian operan adalah jenis penglondisian di mana perilaku sukarela yang diharapkan menghasilkan penghargaan atau mencegah sebuah hukuman. Kecenderungan untuk mengulang perilaku seperti ini dipengaruhi oleh ada atau tidaknya penegasan dari konsekuensi-konsekuensi yang dihasilkan oleh perilaku. Dengan demikian, penegasan akan memperkuat sebuah perilaku dan meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut diulangi.
Apa yang dilakukan Pavlov untuk pengkondisian klasik, oleh psikolog Harvard, B. F. Skinner, dilakukan pengkondisian operan. Skinner mengemukakan bahwa menciptakan konsekuensi yang menyenangkan untuk mengikuti bentuk perilaku tertentu akan meningkatkan frekuensi perilaku tersebut

Pembelajaran sosial

Pembelajaran sosial adalah pandangan bahwa orang-orang dapat belajar melalui pengamatan dan pengalaman langsung.Meskipun teori pembelajaran sosial adalah perluasan dari pengkondisian operan, teori ini berasumsi bahwa perilaku adalah sebuah fungsi dari konsekuensi. Teori ini juga mengakui keberadaan pembelajaran melalui pengamatan dan pentingnya persepsi dalam pembelajaran

Prinsip-prinsip pembelajaran

Berikut ini adalah prinsip umum pembelajaran yang penulis rangkum dari beberapa pakar pembelajaran yang meliputi:

Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan perhatian dan juga motivasi untuk mempelajarinya. Apabila dalam diri siswa tidak ada perhatian terhadap pelajaran yang dipelajari, maka siswa tersebut perlu dibangkitkan perhatiannya. Dalam proses pembelajaran, perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhnya, kalau peserta didik mempunyai perhatian yang besar mengenai apa yang dipelajari peserta didik dapat menerima dan memilih stimuli yang relevan untuk diproses lebih lanjut di antara sekian banyak stimuli yang datang dari luar. Perhatian dapat membuat peserta didik untuk mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan; melihat masalah-masalah yang akan diberikan; memilih dan memberikan fokus pada masalah yang harus diselesaikan. Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasi untuk mempelajarinya. Misalnya, siswa yang menyukai pelajaran matematika akan merasa senang belajar matematika dan terdorong untuk belajar lebih giat, karenanya adalah kewajiban bagi guru untuk bisa menanamkan sikap positif pada diri siswa terhadap mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Motivasi dapat diartikan sebagai tenaga pendorong yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Adanya tidaknya motivasi dalam diri peserta didik dapat diamati dari observasi tingkah lakunya. Apabila peserta didik mempunyai motivasi, ia akan
  • bersungguh-sungguh menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar;
  • berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan tersebut;
  • Terus bekerja sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan.
Motivasi dapat bersifat internal, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri peserta didik dan juga eksternal baik dari guru, orang tua, teman dan sebagainya. Berkenaan dengan prinsip motivasi ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, yaitu: memberikan dorongan, memberikan insentif dan juga motivasi berprestasi.

Keaktifan

Menurut pandangan psikologi anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak mengalami sendiri. John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari dirinya sendiri, guru hanya sebagai pembimbing dan pengarah. Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak hanya menyimpan saja tanpa mengadakan tansformasi. Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Thordike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum "law of exercise"-nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan. Hubungan stimulus dan respon akan bertambah erat jika sering dipakai dan akan berkurang bahkan lenyap jika tidak pernah digunakan. Artinya dalam kegiatan belajar diperlukan adanya latihan-latihan dan pembiasaan agar apa yang dipelajari dapat diingat lebih lama. Semakin sering berlatih maka akan semakin paham. Hal ini juga sebagaimana yang dikemukakan oleh Mc.Keachie bahwa individu merupakan "manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu". Dalam proses belajar, siswa harus menampakkan keaktifan. Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik yang mudah diamati maupun kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan dan sebaginya. Kegiatan psikis misalnya menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan suatu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan lain sebagainya.

Keterlibatan Langsung/Pengalaman

Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami dan tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak hanya mengamati, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Sebagai contoh seseorang yang belajar membuat tempe yang paling baik apabila ia terlibat secara langsung dalam pembuatan, bukan hanya melihat bagaimana orang membuat tempe, apalagi hanya mendengar cerita bagaimana cara pembuatan tempe. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam konteks ini, siswa belajar sambil bekerja, karena dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, pengalaman serta dapat mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Hal ini juga sebagaimana yang di ungkapkan Jean Jacques Rousseau bahwa anak memiliki potensi-potensi yang masih terpendam, melalui belajar anak harus diberi kesempatan mengembangkan atau mengaktualkan potensi-potensi tersebut. Sesungguhnya anak mempunyai kekuatan sendiri untuk mencari, mencoba, menemukan dan mengembangkan dirinya sendiri. Dengan demikian, segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri. Pembelajaran itu akan lebih bermakna jika siswa "mengalami sendiri apa yang dipelajarinya" bukan "mengetahui" dari informasi yang disampaikan guru, sebagaimana yang dikemukakan Nurhadi bahwa siswa akan belajar dngan baik apabila yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui, serta proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah. Dari berbagai pandangan para ahli tersebut menunjukkan berapa pentingnya keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey dengan "learning by doing"-nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung dan harus dilakukan oleh siswa secara aktif. Prinsip ini didasarkan pada asumsi bahwa para siswa dapat memperoleh lebih banyak pengalaman dengan cara keterlibatan secara aktif dan proporsional, dibandingkan dengan bila mereka hanya melihat materi/konsep. Modus Pengalaman belajar adalah sebagai berikut: kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa jika guru mengajar dengan banyak ceramah, maka peserta didik akan mengingat hanya 20% karena mereka hanya mendengarkan. Sebaliknya, jika guru meminta peserta didik untuk melakukan sesuatu dan melaporkan nya, maka mereka akan mengingat sebanyak 90%. Hal ini ada kaitannya dengan pendapat yang dikemukakan oleh seorang filsof Cina Confocius, bahwa:
apa yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya lihat, saya ingat; dan apa yang saya lakukan saya paham. Dari kata-kata bijak ini kita dapat mengetahui betapa pentingnya keterlibatan langsung dalam pembelajaran.

Pengulangan

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan adalah teori psikologi daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamati, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang, seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan sempurna. Dalam proses belajar, semakin sering materi pelajaran diulangi maka semakin ingat dan melekat pelajaran itu dalam diri seseorang. Mengulang besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan "bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan" akan tetap tertanam dalam otak seseorang. Mengulang dapat secara langsung sesudah membaca, tetapi juga bahkan lebih penting adalah mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari misalnya dengan membuat ringkasan. Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori koneksionisme-nya Thordike. Dalam teori koneksionisme, ia mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respon benar.

Tantangan

Teori medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam belajar berada dalam suatu medan. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan dalam mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya. Menurut teori ini belajar adalah berusaha mengatasi hambatan-hambatan untuk mencapai tujuan. Agar pada diri anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan pelajaran harus menantang. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bersemangat untuk mengatasinya. Bahan pelajaran yang baru yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Penggunaan metode eksperimen, inquiri, discovery juga memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan sungguh-sungguh. Penguatan positif dan negatif juga akan menantang siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran atau terhindar dari hukuman yang tidak menyenangkan.

Balikan dan Penguatan

Prinsip belajar yang berkaiatan dengan balikan dan penguatan adalah teori belajar operant conditioning dari B.F. Skinner.Kunci dari teori ini adalah hukum effeknya Thordike, hubungan stimulus dan respon akan bertambah erat, jika disertai perasaan senang atau puas dan sebaliknya bisa lenyap jika disertai perasaan tidak senang. Artinya jika suatu perbuatan itu menimbulkan efek baik, maka perbuatan itu cenderung diulangi. Sebaliknya jika perbuatan itu menimbulkan efek negatif, maka cenderung untuk ditinggalkan atau tidak diulangi lagi. Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapat hasil yang baik. Apabila hasilnya baik akan menjadi balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. Namun dorongan belajar itu tidak saja dari penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan, atau dengan kata lain adanya penguatan positif maupun negatif dapat memperkuat belajar. Siswa yang belajar sungguh-sungguh akan mendapat nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operan conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapat nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik kelas ia terdorong untuk belajar yang lebih giat. Di sini nilai jelek dan takut tidak naik kelas juga bisa mendorong anak untuk belajar lebih giat, inilah yang disebut penguatan negatif.

Perbedaan Individual

Siswa merupakan makhluk individu yang unik yang mana masing-masing mempunyai perbedaan yang khas, seperti perbedaan intelegensi, minat bakat, hobi, tingkah laku maupun sikap, mereka berbeda pula dalam hal latar belakang kebudayaan, sosial, ekonomi dan keadaan orang tuanya. Guru harus memahami perbedaan siswa secara individu, agar dapat melayani pendidikan yang sesuai dengan perbedaannya itu. Siswa akan berkembang sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Setiap siswa juga memiliki tempo perkembangan sendiri-sendiri, maka guru dapat memberi pelajaran sesuai dengan temponya masing-masing. Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran. Sistem pendidikan kalsik yang dilakukan di sekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya.

Metode pembentukan perilaku

Ketika seseorang mencoba untuk membentuk individu dengan membimbingnya selama pembelajaran yang dilakukan secara bertahap, orang tersebut sedang melakukan pembentukan perilaku Pembentukan perilaku adalah secara sistematis menegaskan setiap urutan langkah yang menggerakkan seorang individu lebih dekat terhadap respons yang diharapkan.Terdapat empat cara pembentukan perilaku: melalui penegasan positif, penegasan negatif, hukuman, dan peniadaan.

Referensi

  1. Kamus Besar Bahasa Indonesia
  2. Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi Buku 1, 2007, Jakarta: Salemba Empat, hal. 69-79.
  3. McGehee, W. (Inggris)"Are We Using All We Know About Training? Learning Theory and Training," Personnel Psychology, Spring 1958, hal. 2.
  4. Pavlov, I. P. (Inggris)The Work of the Digestive Glands, London: Charles Griffin, 1902, hal. 23-33
  5. Skinner, B. F. Contingencies of Reinforcement, East Norwalk, CT: Appleton, 1971, hal. 100.
  6. Bandura, A. (Inggris)Social Learning Theory, Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall, 1977, hal. 37-38 
 salam Pendidikan . Chaling

Minggu, 11 Mei 2014

“ TIPS “ BELAJAR BIOLOGI DENGAN MUDAH


1. RASIONAL
Pada umumnya, para siswa mengangggap pelajaran Biologi hanya “sebelah mata” saja. Mengapa demikian ? Sebab menurut alasan mereka, asal sering dibaca dan mendengarkan guru pada saat menerangkan di kelas, so pasti beres. Kemudian otomatis nilai Biologipun menjadi bagus. Betulkah demikian ? Sesederhana itukah cara belajar Biologi itu ? Untuk menjawab tidak,rasanya bagi siswa yang pandai faktanya memang benar, namun untuk menjawab ya, bagi siswa yang lain yang jumlahnya justru lebih banyak, ternyata hasilnya kurang bagus, kalau tidak mau dikatakan jelek (Mahfud, 2007 : 6). Lalu timbul pertanyaan, bagaimana cara mempelajari Biologi yang dapat diikuti oleh semua siswa dengan mudah ? Untuk dapat menjawab pertanyaan di atas memang tidak semudah membalik telapak tangan namun diperlukan “cara jitu” untuk dapat belajar Biologi dengan mudah.
2. TIPS BELAJAR BIOLOGI
Untuk dapat belajar Biologi dengan mudah, pertamatama yang harus dilakukan, antara lain adalah :
a. Menumbuhkan Rasa Senang Terhadap Biologi
Cara termudah untuk menumbuhkan rasa senang terhadap Biologi adalah dengan menganggap buku Biologi sebagai buku bacaan yang menyenangkan, misalnya seperti buku cerita Harry Potter atau komik Crayon Sincan, sehingga kemana-mana selalu dibawa dan setiap ada waktu luang dapat dibaca. Disamping itu, untuk menumbuhkan rasa senang terhadap Biologi dapat pula dengan cara mengambil sesuatu yang menarik dari Biologi guna diperkenalkan kepada masyarakat.Misalnya mengambil gambar viruspenyebab penyakit AIDS, yaitu HIV ( Human Immunodeficiency Virus ) yang diperbesar dan disablonkan pada T-Shirt atau mengadakan penelitian di alam terbuka, praktikum di laboratorium dan sebagainya.
b. Secepat Mungkin Menyelesaikan Kesulitan
Bila kita sudah mulai senang dengan pelajaran Biologi, maka secara otomatis kita ingin mendalami Biologi. Namun tidak jarang pada saat kita membaca buku – buku Biologi tersebut terganggu dengan istilah – istilah yang kita belum mengenal atau pengertian – pengertian yang membingungkan. Jika menemukan hal yang demikian, maka segera saja menanyakan jawabannya kepada bapak dan ibu guru Biologi atau kita dapat mencari jawabannya pada kamus Biologi. Sebab bila kesulitan – kesulitan tersebut dibiarkan sampai berlarut – larut maka motivasi kita dalam belajar Biologi akan menurun. Bila hal ini terjadi, maka kita akan menganggap pelajaran Biologi itu sulit.
c. Membaca Secara Keseluruhan (Tuntas)
Bila saat ini kita akan menghadapi ujian, baik UTS maupun UAS maka segera siapkan buku catatan dan buku paket, lalu mulailah membaca bab – bab yang akan diujikan. Bab – bab yang sudah dibaca diberi tanda sehingga seluruh bab yang diujikan sudah terbaca. Pada tahap ini mungkin kita hanya dapat menyerap isinya antara 60 – 70 % atau mungkin di bawah itu, walaupun pernah diajarkan. Namun hal itu tidak menjadi masalah, sebab kita sudah mengetahui secara keseluruhan materi yang harus kita kuasai.
d. Pendalaman Masing – Masing Bab
Untuk dapat mendalami masing – masing bab dalam Biologi, ternyata tiap – tiap bab mempunyai karakteristik tersendiri cara pendalamannya. Contoh bab yang membahas Genetika (Pewarisan Sifat), pendalaman yang tepat adalah dengan cara sering mengerjakan latihan soal – soal, sebab didalamnya banyak dasar – dasar Matematika yang digunakan.Untuk bab – bab yang menekankan segi hafalan dan banyak menggunakan nama – nama latin, pendalaman yang pas adalah dengan mencoba menuliskan kembali nama – nama latin tersebut secara berulang – ulang sampai benar – benar hafal. Sedang untuk bab – bab yang menekankan proses dan letak, misalnya anatomi dan fisiologi (struktur dan fungsi) tubuh manusia, pendalaman yang paling mudah adalah dengan membuat “main mapping” atau bagan (sketsa) boleh juga gambar yang memudahkan proses dan letak sesuatu bab tersebut. Sebab dengan sekali melihat “main mapping” atau bagan (sketsa) atau juga melihat gambar dapat melebihi seribu kata – kata sebagai penjelasan.
e. Menghubungkan antara Bab Satu dengan Bab yang lain dan dengan disiplin ilmu yang lain
Setelah kita mendalami masing – masing bab, maka selanjutnya menghubungkan antara bab satu dengan bab lain yang saling berkaitan. Sebab ada bab yang menjadi prasyarat bab yang lain.Contohnya, kita akan kesulitan belajar Bioteknologi bila sebelumnya kita belum belajar Genetika (Pewarisan Sifat), Biologi Sel, Kimia,Reproduksi, sebab ilmu –ilmu tersebut mendasari untuk belajar Bioteknologi. Disamping itu, perlu juga dihubungkan dengan disiplin ilmu yang lain, misalnya untuk dapat belajar Evolusi dengan baik, maka kita harus belajar Sejarah, Geologi, danAnthropologi begitu seterusnya sehingga bab yang telah kita pelajari terdahulu tidak mudah lupa. Selain itu juga meyakinkan kita bahwa belajar Biologi mempunyai makna yang sangat luas.
f. Membuat “Jembatan Keledai” dan “Main Mapping”
Otak kita ibarat mesin perekam yang mempunyai “keterbatasan”. Oleh sebab itu, bila terlalu banyak informasi yang masuk, apalagi tidak teratur, maka jika sewaktu – waktu kita ingin “memanggil” akhirnya akan kesulitan. Untuk menghindari hal tersebut, maka informasi yang kita peroleh dari membaca harus kita atur sedemikian rupa sehingga memudahkan kita mengingat. Caranya dapat dengan membuat “jembatan keledai”, contoh untuk mengingat persebaran hewan Indonesia bagian tengah ( garis Alfred Russel Wallacea ), yaitu Komodo, Tapir, Babirusa, dan Anoa dapat dibantu dengan kalimat“ Kota Barua”. Contoh lain, misalnya untuk mengingat tahap – tahap pembelahan sel secara Meiosis khususnya pada tahap Profase I adalah Leptoten, Zygoten, Pakiten, Diploten, dan Diakinesis dapat dibantu dengan kalimat “ Lezy Pak Didik “ begitu dan seterusnya. Cara membuat “jembatan keledai “ ini terserah kita yang penting apa yang harus kita ingat itu dapat segera dimunculkan kembali.
Disamping membuat “jembatan keledai” masih ada lagi cara membuat kita mudah ingat, yaitu dengan cara membuat “main mapping” atau peta pikiran alias peta konsep. Agar dapat membuat “main mapping” dengan baik, pada saat membaca harus dapat membedakan mana yang termasuk bagian inti (ide pokok) dan yang mana bagian pelengkap (fakta pendukung). Bila kita sudah mahir membedakan dua hal tersebut, maka kita akan mudah membuat “main mapping” (peta konsep). Dengan cara kita membuat “main mapping” ini, masalah yang sulit dapat dibuat mudah dan materi yang banyak dapat dibuat menjadi sedikit. Dengan demikian otak kita menjadi lebih mudah mengingat.
3. PENUTUP
Tips belajar Biologi di atas baru bermanfaat manakala kita laksanakan dengan kesungguhan hati disertai niat dan motivasi tinggi, penuh konsentrasi, dilakukan secara teratur (kontinyu) dan harus sering diulang. Jika cara – cara di atas kita laksanakan sebaik – baiknya , maka kita akan tercengang melihat hasilnya. Selamat mencoba dan semoga berhasil.

Teori Pembelajaran Sosial Bandura

Teori pembelajaran sosial (social learning theory) dikembangkan oleh Albert Bandura seorang psikolog kelahiran Mundare, Kanada, 4 Desember 1925. Bandura menerima gelar sarjana muda di bidang psikologi dari University of British of Columbia tahun 1949 dan meraih gelar Ph.D tahun 1952 di Universitas Iowa. Pada tahun 1953, ia mulai mengajar di Universitas Stanford.
Teori-teori Albert Bandura banyak diaplikasikan dalam pendidikan terutama pada pembelajaran sosial (social learning theory). Teori pembelajaran sosial ini pada awalnya dinamakan sebagai “Teori Kognitif Sosial” oleh Bandura sendiri (Moore, 2002). Teori pembelajaran sosial menyatakan bahwa faktor-faktor sosial, kognitif dan tingkah laku memainkan peranan penting dalam pembelajaran (Santrock, 2001). Faktor kognitif akan mempengaruhi wawasan pelajar tentang pemahaman; sementara faktor sosial, termasuk perhatian pelajar tentang tingkah laku dan imitasi ibu bapaknya, akan mempengaruhi tingkah laku pelajar tersebut.
Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura menjelaskan bahwa faktor sosial dan kognitif serta faktor pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor kognitif berupa ekspektasi/penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan, faktor sosial mencakup pengamatan siswa terhadap perilaku orangtuanya. Bandura adalah salah satu perancang teori kognitif sosial.
Teori pembelajaran sosial menjelaskan perilaku manusia dalam hal interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku, dan pengaruh lingkungan. Orang belajar melalui pengamatan perilaku orang lain, sikap, dan hasil dari perilaku tersebut. “Kebanyakan perilaku manusia dipelajari observasional melalui pemodelan yaitu dari mengamati orang lain. Kemudian hasilnya berfungsi sebagai panduan untuk bertindak.”
Menurut Bandura ketika siswa belajar mereka dapat merepresentasikan atau mentrasformasi pengalaman mereka secara kognitif. Bandura mengembangkan model deterministik resipkoral yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu perilaku, person/kognitif dan lingkungan. Faktor ini bisa saling berinteraksi dalam proses pembelajaran. Faktor lingkungan memengaruhi perilaku, perilaku memengaruhi lingkungan, faktor person/kognitif memengaruhi perilaku. Faktor person Bandura tak punya kecenderungan kognitif terutama pembawaan personalitas dan temperamen. Faktor kognitif mencakup ekspektasi, keyakinan, strategi pemikiran dan kecerdasan.
Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasaan merespons) dan imitation (peniruan).
Conditioning. Prosedur belajar dalam mengembangkan perilaku sosial dan moral pada dasarnya sama dengan prosedur belajar dalam mengembangkan perilaku-perilaku lainnya, yakni dengan; reward (hadiah), punishment (hukuman). Dasar pemikirannya, sekali seorang mempelajari perbedaan antara perilaku-perilaku yang menghasilkan ganjaran (reward) dengan perilaku-perilaku yang mengakibatkan hukuman (punishment), sehingga dia bisa memutuskan sendiri perilaku mana yang akan dia perbuat.
Imitation (peniruan). Dalam hal ini, orang tua dan guru diharapkan memainkan peran penting sebagai seorang model/tokoh yang dijadikan contoh berperilaku sosial dan moral. Kualitas kemampuan peserta didik dalam melakukan perilaku social hasil pengamatan terhadap model tersebut, antara lain bergantung pada ketajaman persepsinya mengenai ganjaran dan hukuman yang berkaitan dengan benar dan salahnya perilaku yang ia tiru dari model tadi. Selain itu, tingkat kualitas imitasi tersebut juga bergantung pada persepsi peserta didik “siapa “ yang menjadi model. Maksudnya, semakin piawai dan berwibawa seorang model, semakin tinggi pula kualitas imitasi perilaku sosial dan moral peserta didik tersebut. Jadi dalam pembelajaran sosial, anak belajar karena contoh lingkungan. Interaksi antara anak dengan lingkungan akan menimbulkan pengalaman baru bagi anak-anak.
Menurut Bandura, proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini. Contohnya, seseorang yang hidupnya dan dibesarkan di dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain judi, atau sebaliknya menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik.
Teori belajar sosial kadang-kadang disebut jembatan antara behavioris dan teori pembelajaran kognitif karena meliputi perhatian, memori, dan motivasi. Teori ini terkait dengan Social Development Theory and Lave’s Vygotsky di mana ketika belajar juga menekankan pentingnya pembelajaran sosial.
Sumber:
Joko Winarto. 2011. Teori Belajar Sosial Albert Bandura (online). http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-belajar-sosial-albert-bandura/
http://lenterakecil.com/teori-belajar-sosial-menurut-bandura/
http://www.psychologymania.com/2011/11/albert-bandura-tokoh-pembelajaran.html
Sumber gambar: http://01.edu-cdn.com/files/static/g/pcl_0001_0001_0_img0016.jpg

Macam-Macam Metode Pembelajaran

Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dengan kelas lain. Untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran. Disini saya akan memaparkan beberapa metode pembelajaran menurut Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep yang dapat kita digunakan.

Macam-Macam Metode pembelajaran :

1. Metode Ceramah


Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
2. Metode Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
3. Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan Metode Demonstrasi :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelemahan metode Demonstrasi :
a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
macam-macam metode pembelajaran

Macam-Macam Metode pembelajaran

4. Metode Ceramah Plus
Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
5. Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan Metode Resitasi adalah :
a. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
b. Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri.
Kelemahan Metode Resitasi adalah :
a. Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
6. Metode Eksperimental
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
7. Metode Study Tour (Karya wisata)
Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
8. Metode Latihan Keterampilan
Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.
9. Metode Pengajaran Beregu
Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut
10. Peer Theaching Method
Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.
11. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan.
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.
12. Project Method
Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
13. Taileren Method
Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya
14. Metode Global (ganze method)
Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.

Demikian macam-macam metode pembelajaran

Semoga dapat menjadi bahan acuan dalam menerapakan metode pembelajaran untuk peserta didik.
Buku acuan : Simamora, Roymond H. (2009). BUKU AJAR PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN. Jakarta : EGC